TNC, KONSEL – Disela sela kunjungan ke Konawe Selatan pada tanggal 17 hingga 18 Juli 2017, Hugua meninjau Jembatan Belli Attari Jaya dengan panjang kurang lebih 50 M pada Jalan Poros Lapoa – Poli polia di Konawe Selatan .
Balon Gubernur Sultra ini bersyukur, bahwa ruas jalan ini baru saja mendapatkan peningkatan / perkerasan dari APBD Sultra, dari keadaan yang rusak berat pada sekitar bulan februari 2017 lalu.
Hugua memuji Gubernur Sultra Nur Alam, Ketua DPRD Provinsi Sultra, Abdul Rahman Saleh dan anggota yang menyahuti sebahagian tuntutan para kepala desa, di Kecamatan Tinanggea dan Lalembuu yang dilalui jalan poros tersebut, yang difasilitasi oleh Fraksi PDI Perjuangan (Abdul Malik Silondae) pada sekitar bulan April 2017 lalu.
Hugua menaruh harapan besar ke depan, kiranya Jalan Poros Lapoa Poli – Polia ini di Aspal dengan kualitas Hot mix. melalui APBD Provinsi maupun bantuan Bina Marga Kementerian PUPR via APBN . Menurut mantan Bupati Wakatobi tersebut, hal ini penting mengingat posisi dan peran strategis ruas jalan tersebut, yang dapat menjamin efisiensi dan efektifitas mobilitas barang dan jasa, menghubungkan Kota Kendari ke Andolo, seterusnya melalui Kecamatan Lalembuu di desa Mendoke, ke Rate- Rate Koltim dan seterusnya ke Pelabuhan Ferry (Kolaka – Bone) di Kabupaten Kolaka.

Disamping jalan poros Lapoa – Poli- polia tersebut, ada beberapa jalan poros penting lain tanggung Jawab Pemerintah Provinsi Sultra, dan mutlak harus segera difikirkan serta dilaksanakan, yang menjadi inlet (jalur masuk) dan aoutlet (jalur keluar) barang dan jasa antar daerah dan antar provinsi, yang dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi Sultra.
Diantaranya, jalan poros Watu Putih ke Porehu via Desa Loka ke Tolalang, dan selanjutnya ke Siwa Sulsel yang kondisinya rusak berat saat ini. Kemudian, jalan poros Tetewatu melalui Desa Pondowa (Konut) selanjutnya ke Routa (Konawe), tembus Kabupaten Malili Sulsel yang kondisinya saat ini sangat parah.
Lalu, ada juga jalan poros Kota Raha – Pelabuhan Ferry Tondasi sepanjang 80 Km, yang kondisinya sedikit lebih baik dari tahun lalu, dan Jalan Poros Tampo – Tolandona Buton Tengah di Pulau Muna, yang sekarang kondisinya lebih baik dari tahun lalu.
Selanjutnya, jalan poros Maligano Ke Ronta dan ke Ereke Ibu Kota Butur, yang kondisinya rusak parah. uga jalan poros Ronta Butur ke Lawele dan selanjutnya ke Pelabuhan Ferry Kamaru ( Kamaru – Wanci Wakatobi) di Kabupaten Buton, yang kondisinya sangat parah.
Disamping beberapa jalan poros tersebut, menurut Hugua jalan poros Langgikima tanggung jawab Pemda Konut, yang terbentang dari jalan poros nasional Konut – Morowali ke Pelabuhan Lameruru, yang harus segera diaspal.
“Jalan ini menjadi inlet dan outle utama barang dan jasa, dari Daratan Sulawesi ke provinsi tetangga di Kawasan ALKI 3, yakni Gorontalo, Maluku , Maluku Utara , Papua, dan Papua Barat via moda transportasi laut,” beber Hugua.
Setelah Hugua meninjau semua ruas jalan tersebut, ia berkesimpulan bahwa sangat tidak mungkin ruas jalan tersebut dapat dibiayi oleh APBD Provinsi Sultra. Untuk itu, harus ada campur tangan pemerintah pusat , bantuan luar negeri dan peran serta pihak swasta baik dalam maupun luar negeri. Mantan bulatu dua periode ini juga berharap, agar pemerintah provinsi ke depan dapat meningkatkan kapasitas lobi, diplomasi dan jaringan dengan semua stakeholder tersebut. Baik berskala lokal, nasional dan internasional (berpikir lokal berefek global).
Hugua yakin, bahwa dengan memprioritaskan jalan jalan poros tersebut, maka akan sangat menstimulir pergerakan barang dan jasa antar daerah, dan antar provinsi bahkan antar negara, sehingga harga komoditas pertanian, perikanan dan peternakan serta industri kecil, yang umumnya berbasis pada masyarakat kecil meningkat, dan otomatis kesejahteraan negara terjamin.
Laporan: Ichas Cunge
Discussion about this post