TenggaraNews.com, BANTEN – Proses lelang proyek pembangunan pasar Cibaliung, Kabupaten Pandeglang mendapat perhatian khusus sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan perusahaan rekanan (pihak ketiga). Pasalnya, besar dugaan terjadinya kongkalingkong dalam proses lelang.
Salah satunya LSM Komite Bela Rakyat (Kobar) yang menilai Pemerintah Kabupaten Pandeglang melalui dinas terkait tidak bisa melaksanakan apa yang telah diprogramkan, demi kemajuan pembangunan yang lebih baik untuk kepentingan masyarakat Pandeglang.
Direktur Kobar, Joseph Hutabarat mengatakan, ULP Pandeglang yang telah melaksanakan lelang tender untuk paket pembangunan pasar Cibaliung itu, pada perusahaan/pihak ketiga (rekanan, red). Namun dari hasil lelang itu, ternyata pemenang lelang diketahui mengunakan dokumen yang diduga palsu. Hal ini pun telah ramai dipergunjingkan elemen masyarakat, dan menilai seharusnya sudah di black list.
Ironisnya, ketika pelaksanaan pembangunan perusahaan tersebut mengundurkan diri, tidak bisa melaksanakan pengerjaan. Namun, pihak Unit Layanan Pengadaan (ULP) masih mengikutkan perusahaan tersebut dalam lelang ulang.
“Kejadian ini tentu sangat kita sayangkan sekali, kenapa perusahaan yang sudah melakukan kesalahan fatal seperti itu tidak di black list, dan masih diikut sertakan juga dalam proses lelang ulang. Ini kan jelas ada permainan sehingga terjadi Silpa yang lumayan besar, pada proyek pembangunan Pasar Cibaliung,” bebernya, Sabtu 4 November 2017.
Sementara itu, Kepala ULP Pandeglang, Asep Rahmat mengungkapkan, pembangunan Pasar Rakyat Cibaliung yang menelan anggaran senilai Rp 6,4 miliar dilelang ulang, karena pemenang lelangnya menyatakan telah mengundurkan diri.
Kami sudah berkoordinasi dengan SKPD terkait (Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral),” ungkapnya.
Menurutnya, lelang ulang ini tidak ada kaitannya dengan dugaan kejanggalan pada proses lelang.
“Bukan karena hal itu . Pastinya, pengusaha pemenang lelang mengundurkan diri. Untuk lebih jelasnya silakan tanya ke PPK di SKPD yang punya pekerjaan,” tutup Asep.
Laporan: Badar Banten
Editor: Ikas Cunge