TenggaraNews.com, KENDARI – Di awal 2017, cukup banyak tokoh-tokoh Sultra yang menyatakan siap meramaikan Pilgub 2018 mendatang. Namun kondisi saat ini hanya empat nama saja yang dianggap memiliki potensi bertarung. Diantaranya Rusda Mahmud, mantan Bupati Kolaka Utara (Kolut) dua periode. Asrun, mantan walikota kendari dua periode. Ali Mazi mantan Gubernur Sultra pra Nur Alam dan Wa Ode Nurhayati, mantan anggota DPR RI dari fraksi PAN. Ke empat figur ini yang dinilai cukup konsisten menyiapkan instrumen syarat calon gubernur Sultra. Seperti syarat calon wakil hingga dukungan partai koalisi dan dukungan jalur perseorangan, sebagaimana yang dilakukan oleh Wa Ode Nurhayati dengan pasangannya.
Sedangkan tokoh-tokoh lainnya yang sempat dikabarkan maju, berlahan mulai redup. Tentu, kondisi ini tidak terlepas dari elektabilitas mereka yang rendah. Aneka survei yang ada, seperti LSI Denny JA dan SMRC menempatkan hanya tiga nama saja yang memiliki peluang besar pada Pilgub Sultra mendatang. Rusda Mahmud, Ali Mazi, dan Asrun. Itulah sebabnya mengapa hanya tiga nama saja yang dilirik oleh Partai Politik.
Nama Wa Ode Nurhayati diyakini bisa maju, karena hanya dia satu-satunya figur yang secara konsisten mengumpulkan dukungan KTP hingga saat ini. jika saja Wa Ode Nurhayati memenuhi syarat jalur perseorangan, diproyeksi Pilgub sultra 2018 akan diisi oleh empat pasang calon saja.
Pertama pasangan Rusda Mahmud-Sjafei Kahar. Kedua, Asrun-Hugua. Ketiga, Ali Mazi-Lukman Abu Nawas dan yang ke empat adalag Wa Ode Nurhayati- Andre.
Rasmuddin manager KCI-LSI Denny JA membenarkan jika Pilgub Sultra hanya tiga nama saja yang memiliki dukungan signifikan di Sultra. Ketiga nama yang dimaksud adalah Rusda Mahmud, Asrun dan Ali Mazi.
Ia menjelaskan, bahwa tiga nama ini punya elektabilitas tinggi dibanding yang lain, karena ketiga figur ini memiliki nilai lebih daripada figur lainnya. Ketiga tokoh ini diyakini oleh publik bisa membawa perubahan lebih baik untuk sultra. Ia kemudian menambahkan, bahwa memang dari sisi popularitas tidak hanya tiga nama saja yang menonjol dalam survei LSI Network. Ada tokoh lainnya seperti La Ode Ida, Ridwan Bae dan Amirul Tamim. Nama-nama ini cukup populer di publik bumi anoa. Tapi diuji dari sisi ekseptabilitas dan elektabilitas, hanya Rusda Mahmud, Asrun & Ali Mazi saja yang tertinggi.
Oleh sebab itu, Rasmuddin kembali menegaskan, hanya mereka saja yang berpeluang di Pilgub Sultra. Dari hasil survei KCI-LSI Network, menempatkan Rusda Mahmud pada posisi pertama dengan elektabilitas 19,4 persen. Kedua Asrun 18,3 persen. Terakhir Ali Mazi 17,0 persen. Mereka yang belum memutuskan atau Swing voters 45,3 persen. Ada pun metodelogi yang digunakan dalam survei ini adalah multistage random sampling. Menggunakan 800 responden. Margin of errornya kurang lebih 3.2 persen.
Rasmuddin yang dihubungi via handphone menyatakan, swing voters di Sultra masih unggul dari tiga figur potensial.
“Kesimpulannya, siapa yang meraih dukungan mayoritas dari swing voters, maka ia akan keluar jadi pemenang dalam Pilgub Sultra 2018 mendatang,” ungkapnya, Selasa 14 November 2017.
Lebih lanjut, Ia menambahkan, mengapa Rusda Mahmud unggul. Menurut Rasmudin, Rusda Mahmud saat ini unggul dipersepsi personal dan kemampuan. Secara personal, Rusda Mahmud dinilai dekat dengan rakyat, jujur dan apa adanya. Begitu pun aspek kemampuan, publik menilai Ketua Pemuda Panca Marga ini diyakini mampu menjawab masalah-masalah Sultra hari ini.
Persepsi kemampuan Rusda Mahmud tidak terlepas dari keberhasilan ia memimpin Kolaka Utara dua periode. Walau pun memang Asrun dan Ali Mazi juga meraih persepsi personal dan kemampuan, namun Rusda Mahmud masih mengugguli mereka dari dua persepsi tersebut.
“Sudah banyak kepala daerah terpilih karena ia unggul dipersepsi personal,” tutupnya. (***)