TenggaraNews.com, MUNA – Anggota Komisi IX DPR RI, Tina Nur Alam mengungkapkan, bahwa salah satu program pembangunan yang tidak kalah pentingnya dengan aspek lainnya yakni Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Menurut dia, ketiga aspek tersebut harus dipahami sebagai program terpadu, terintegrasi dan saling mendukung satu sama lain. Olehnya itu, semua pihak harus mendukung dalam menyukseskan program tersebut.
Untuk menyukseskan program tersebut, bisa dilakukan dengan sosialisasi pendewasaan usia perkawinan, pengaturan jumlah dan jarak kelahiran serta pelayanan KB dan penyuluhan kesehatan reproduksi.
Dikatakannya, jumlah penduduk yang masih menempati urutan terbesar keempat di dunia, dibaratkatnya seperti api dalam sekam. Di satu sisi bangga karena Jumlah kita besar dengan penduduk yang banyak, tetapi di sisi lain sesungguhnya cemas, karena besarnya penduduk juga menyimpan problem yang begitu banyak dan rumit.
“Belum lagi jika penduduk kita ternyata kualitas SDM-nya rendah. tidak memiliki daya saing dengan penduduk negara lain, memiliki mentalitas hidup yang konsumtif, kurang kreatif dan produktifitasnya lemah. Kemudian semangat berkarya lembek serta tidak memiliki kemauan untuk maju. Jika kondisinya seperti ini, maka tunggu saja kehancurannya. Belum lagi problem kemiskinan, pengangguran, penyakit dan segala macam kondisi yang memilukan,” beber istri Gubernur Sultra non aktif itu, saat memberikan sambutan di kegiatan penggarapan advokasi dan KIE, Rabu 15 November 2017 di Gedung Galampano Rujab Bupati Muna bersama BKKBN Sultra dan Pemda Muna.
Lebih lanjut, ibu tiga anak ini mengajak seluruh maayarakat Sultra untuk bangkit. Agar jumlah penduduk yang besar ini tidak menjadi malapetaka buat bangsa dan daerah ini. Lebih-lebih lagi, saat ini bangsa Indonesia tengah menyongsong bonus demograi, yang diperkirakan para ahli demografi terjadi antara tahun 2020-2030 mendatang.
Ditambahkan wakil rakyat Dapil Sultra ini, jumlah penduduk produktif lndonesia umur 15-65 tahun bisa mencapai angka 70 persen. Sedangkan jumlah penduduk non produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun) hanya berkisar pada angka 30 persen.
Program Keluarga Berencana bukan lagi sekedar pilihan, tetapi menjadi keharusan bagi semua keluarga. Program KB juga menjadi salah satu solusi terbaik. Tentu saja program ini diperuntukkan bagi keluarga yang jumlah anaknya belum terlanjur banyak.
” Tetapi bagi keluarga yang audah terlanjur banyak, terlanjur lebih dari 2 anaknya, maka tugas berat kita adalah meningkatkan kualitas keluarga kita masing-masing” pungkasnya.
Laporan: Ikas Cunge