• Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Tenggara News
  • Ibukota
  • crime & Justice
  • Politika
  • TNC Edukasi
  • Kombis
  • Komunitas
  • TNC Sportainment
  • Daerah
  • Perempuan dan Anak
  • Nasional
No Result
View All Result
  • Ibukota
  • crime & Justice
  • Politika
  • TNC Edukasi
  • Kombis
  • Komunitas
  • TNC Sportainment
  • Daerah
  • Perempuan dan Anak
  • Nasional
No Result
View All Result
Tenggara News
No Result
View All Result
Home Nasional

Desain Istana Negara di Ibu Kota Baru yang Kontroversial

rustamtenggara by rustamtenggara
March 31, 2021
in Nasional
0
Desain Istana Negara di Ibu Kota Baru yang Kontroversial
0
SHARES
21
VIEWS
Share on Facebook
Smiley face

TenggaraNews.com, DENPASAR – Seniman asal Bali I Nyoman Nuarta menjadi pemenang sayembara desain istana negara Ibu Kota Negara (IKN) baru. Desain ini diselesaikan hanya dalam tempo 12 hari.

Keterlibatan Nuarta dalam sayembara istana negara di Ibu Kota baru ini bermula saat Kementerian PUPR mengundangnya bersama 20 orang arsitek lainnya. Namun, hanya 5 orang yang hadir untuk mengikuti Rapat Koordinasi Persiapan sayembara di Kawasan Inti Pusat Pemerintah IKN.

Kemudian, lima orang arsitek tersebut diberikan waktu 12 hari untuk menyelesaikan 12 desain IKN seperti istana, Gedung DPR, kantor Kementerian, tempat ibadah dan bangunan lainnya. Selanjutnya dipresentasikan kembali dalam bentuk video pendek.

“Saat presentasi, saya melihat yang peserta lain tidak rampung, hanya pre-desain saya yang rampung dan paling siap,” tuturnya Selasa 30 Maret 2021 sebagaimana dilansir dari laman Bisnis.com.

Singkat cerita setelah presentasi selesai, tidak ada lagi kabar mengenai desain Ibu Kota negara tersebut. Lantas, saat pengumuman tiba, Nuarta sangat terkejut karena dinobatkan menjadi pemenang dan dalam waktu satu bulan kedepan diminta membuat pra-desain.

“Desain saya dipilih oleh Bapak Presiden langsung, tidak ada unsur saya meminta sendiri, sehingga saya heran kenapa masih ada orang yang marah kepada saya,” tambahnya.

Adapun konsep dalam desain tersebut, berbeda dengan Istana Bogor dan Istana Merdeka dengan arsitektur kolonial. Dia memilih untuk membawakan kesan yang lebih Indonesia asli dan dipilihnya burung garuda karena sebagai lambang negara.

“Ketika kita menyebutkan nama Garuda maka itulah sebuah rumah besar (istana) bagi persaudaraan, persatuan, dan kerukunan hidup bersama,” kata Nuarta. Semboyan yang tertulis pada pita yang dicengkeram jari-jari kaki Garuda yakni Bhineka Tunggal Ika.

Smiley face

Maka Istana Negara Ibu Kota Baru akan menjadi simbol pemersatu bangsa. Simbol persatuan yang dilekatkan pada Garuda, dalam Istana Negara akan benar-benar ditransformasikan dan diwujudkan dalam bentuk pola arsitektur dengan mempertimbangkan aspek-aspek estetik, nilai guna, serta manfaat bagi kemajuan dunia pariwisata Tanah Air.

Istana Negara mengusung konsep Garuda yang tidak berhenti hanya sebagai landmark sebuah kawasan, tetapi lebih-lebih adalah perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi.

Dia berpendapat sebagai negara dengan keragaman kebudayaan yang kaya, Indonesia harus lahir menjadi satu-satunya negara di dunia yang berhasil memadukan secara pekat antara seni, sains, dan teknologi.

Nama  I Nyoman Nuarta juga semakin harum usai merancang patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). Antusias wisatawan ke Bali bertambah seiring dengan adanya destinasi wisata GWK.

Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali misalnya, telah dirancang menjadi magnet baru bagi pergerakan kebudayaan dunia dengan sepandai-pandainya menggunakan industri pariwisata, yang telah menjadi industri jasa penghasil devisa terbesar di dunia.

Di dalam tubuh patung Garuda, presiden akan berkantor, ditambah dengan unsur-unsur pendukung seperti sekretariat negara, sekretaris kabinet, dan kantor staf presiden. Pada bagian-bagian lain akan diisi dengan museum dan galeri, dua hal yang amat penting dalam menciptakan citra keteduhan sebagai sebuah istana negara.

Sayap Garuda akan membentang sejauh 200 meter dengan tinggi mencapai 76 meter. Bulu-bulu pada masing-masing sayap Garuda akan berjumlah 17 helai, 8 helai pada bagian ekor, 19 helai pada pangkal ekor, serta 45 helai bulu pada bagian leher.

“Oleh sebab itu, Garuda pada Istana Negara akan mewujudkan tanggal 17-8-1945, ketika rakyat Indonesia melalui Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan negara Indonesia,” sebutnya.

Sementara, angka 76 meter, tidak lain sebagai pengingat bahwa groundbreaking yang menandai dimulainya pembangunan Istana Negara akan dilakukan saat Indonesia menapaki usia 76 tahun.

Laporan : Rustam

Previous Post

Kuasa Hukum, Safarullah : Bukti Saham di PT TMS Bukan Hanya Akte Notaris Tapi Bukti Setor Juga

Next Post

OJK Sultra dan ASPPUK Kolabarasi Buat Bazar Intermediasi

Next Post
OJK Sultra dan ASPPUK Kolabarasi Buat Bazar Intermediasi

OJK Sultra dan ASPPUK Kolabarasi Buat Bazar Intermediasi

  • Redaksi
  • kirim Berita
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Syarat & Ketentuan Layanan

© 2021 PT. Tenggara Media Perkasa - Dev by Green Tech Studio.

No Result
View All Result
  • #12720 (no title)
  • Daftar Calon Tetap anggota dprd kota kendari pemilu tahun 2019
  • Home
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peraturan Dewan Pers
  • Sample Page
  • Tentang Kami

© 2021 PT. Tenggara Media Perkasa - Dev by Green Tech Studio.