TenggaraNews.com,KENDARI – Tim Polsek Baruga, Kota Kendari, amankan 11 wanita yang diduga pelaku prostitusi online di salah satu hotel di Kendari.
Kapolsek Baruga, AKP Gusti Komang Sulastra mengatakan, pada 6 April 2021 anggota Polsek Baruga melakukan operasi Pekat Anoa di Jalan Budi Utomo, Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wua-wua, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
“Sekitar pukul 16.00 Wita, Tim melakukan penggeledahan di salah satu hotel di Jalan Budi Utomo, tepatnya di Hotel Grand DDNS dan kami mendapati ada 11 remaja wanita,” ungkap Gusti Komang Sulastra, saat di temui di kantor Polsek Baruga, Rabu 7 April 2021.
Gusti Komang Sulastra juga mengungkapkan Indentitas dari 11 Anak Baru Gede (ABG) tersebut masing- masing berinisial TTE(17), ELA(17), AAP(18), DO(17), AU(17), NW(20), HA(20), EF(20), WA(21), WD(18) dan TJ(19).

“Dari 11 tersangka dalam kasus prostitusi online ini mayoritas masih pelajar dan ada ada beberapa orang yang berasal dari luar Kendari,” ungkapnya.
Para wanita ini ada yang sudah satu hari menunggu tamu pria hidung belang dan ada juga yang sudah seminggu stand by hotel tersebut.
” Mereka menggunakan aplikasi miChat dan ada juga yang di arahkan oleh temannya untuk mendapatkan tamu,” jelasnya.
Dalam operasi tersebut, ke 11 ABG dibawa ke Polsek Baruga bersama pemilik hotel untuk di mintai keterangan.
“Terkait identitas pemilik Hotel itu bernama Andi Reza(40) pekerjaan swasta saat ini tinggal di BTN Mekar Asri Blok B 36 Kelurahan Wundudopi, Kecamatan Baruga, Kota Kendari,” ungkap Gusti Komang Sulastra.
Lanjut, Gusti Komang Sulastra, juga mengatakan, dari hasil interogasi 11 wanita ini mengaku berprofesi sebagai pelayan nafsu hidung belang dengan tarif minimal Rp 500 ribu bahkan sampai Rp 2 juta.
“Bahkan dalam penyelidikan kami juga menemukan uang Rp 500 ribu dari hasil transaksi prostitusi online salah satu dari 11 tersangka wanita yang kami dapatkan,” jelasnya.
“Hasil Interogasi lainnya juga, mereka mengaku sudah menjalani kehidupan seperti itu sudah cukup lama tapi ada juga yang mengaku baru sebulan. Pada intinya mereka melakukan hal itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya mereka menggunakan hasilnya untuk bersenang senang,” tutupnya.
Laporan : Muh Beni