TenggaraNews.com, KENDARI – Tiga kandidat digadang-gadang calon Ketua Ikatan Saudagar Muda Indonesia (ISMI) Muda Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Tiga kandidat tersebut terdiri dari dua anggota DPRD Kota Kendari yakni Andi Sulolipu dan Arwin. Kemudian, satu nama lagi yang dikabarkan masuk dalam bursa calon Ketua ISMI Sultra adalah alumni IPB, Agung Hari Bowo yang juga merupakan salah satu penggagas terbentuknya organisasi pengusaha muslim muda tersebut di bumi anoa.
Agung Hari Bowo mengaku bahwa formatur pengurus ISMI Muda Sultra telah terbentuk. Selanjutnya, formatur tersebut diberi tugas untuk membentuk pengurus definitif.
“Kami tengah melakukan musyawarah untuk menentukan figur yang akan mengisi posisi Ketua ISMI Provinsi Sultra,” ujar pria berkaca mata ini, Sabtu 1 Mei 2021.
“Iya, ada tiga calon yang diajukan termasuk saya, Pak Andi Sulolipu dan Arwin,” kata co-founder PT. Vision Idea Synergy Kendari yang bergerak di bidang produksi grease dan oli itu.
Lebih lanjut, Agung menjelaskan, selain nama dua anggota DPRD Kota Kendari tersebut, terdapat juga nama anggota DPRD Provinsi Sultra, Sudirman yang akan mengisi posisi Dewan Pembina.
“Pak Sudirman sudah menyampaikan kesiapannya untuk posisi Dewan Pembina ISMI Muda Sultra,” jelasnya.
Dia juga menambahkan, pengurus di 15 kabupaten dan dua kota di Sultra segera akan dibentuk. Beberapa kabupaten sudah terbentuk formaturnya.
“Kalau Kabupaten Kolaka, Kolaka Timur dan Kolaka Utara sudah ada formaturnya,” tambahnya.
Agung mengungkapkan, ISMI lahir dari gagasan empat organisasi besar islam di Indonesia, yakni Muhammadiyah, NU, ICMI dan MUI.
Di tempat yang sama, Ketua Orwil ISMI Sultra, Hugua mengatakan, terbentuknya ISMI muda merupakan bentuk regenerasi untuk melahirkan para pengusaha muda yang sukses.
“Jadi ada kolaborasi antara ISMI senior dan muda, dalam pengembangan usaha dan memajukan perekonomian masyarakat,” kata anggota Komisi II DPR RI ini.
Politisi PDI Perjuangan ini juga menyebutkan, bahwa yang membedakan ISMI dan organisasi pengusaha lainnya, selain kepengurusan yang diisi oleh muslimin dan muslimat, juga ruang gerak usaha para pengurus yang fokus pada barang komoditas.
Sehingga, lanjut Hugua, ISMI tak bersentuhan langsung hal-hal yang berbauh politis, karena tak bergantung terhadap kebijakan pemerintah daerah. Bahkan, organisasi yang dipimpinnya itu juga membuka ruang bagi pengusaha muslim yang telah bergabung di organisasi lain untuk menjadi pengurus ISMI.
Laporan: Muh. Beni