TenggaraNews.com, KENDARI – Kebersamaan Ali Mazi dan Lukman Abunawas dalam melaksanakan amanah rakyat Sulawesi Tenggara (Sultra) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terbilang masih seumur jagug. Pasca dilantik 5 September 2018 lalu, banyak pihak yang mekwatirkan keharmonisan mereka akan renggang setelah enam bulan berlalu. Sebab, kondisi serupa banyak menimpa kepala daerah di Indonesia.
Faktanya, prediksi tersebut mulai terbukti. Bahkan, keduanya mulai renggang diusia empat bulan kebersaman mereka menahkodai bumi anoa. Mutasi dan rotasi 42 jabatan administrator atau eselon III di lingkup Pemprov Sultra, yang baru saja dilakukan Gubernur Sultra, Ali Mazi, Senin 7 Januari 2019 menjadi pemicu yang menimbulkan kekecewaan dari Lukman Abunawas.
Pasalnya, prosesi pengambilan sumpah itu tak diketahui Wakil Gubernur, Lukman Abunawas. Sehingga, mantan Bupati Konawe dua periode ini tak nampak hadir dalam agenda tersebut, karena dirinya tak mendapatkan undangan dari BKPSDM, sebagai instansi yang bertanggung jawab atas kegiatan pelantikan tersebut.
“Betul, kemarin saya tidak diundang dan ada kesan sarat kepentingan, sebaiknya libatkan Wagub,” ujar Ketua Koni Sultra itu melalui akun WhatsApp miliknya, Selasa 8 Januari 2019.
Tak hanya itu saja, Lukman Abunawas juga mengaku tak dilibatkan dalam proses pengisian jabatan rotasi dan mutasi tersebut. Sehingga mantan Sekretaris Daerah Pemprov Sultra ini menyebut Ali Mazi meghianati komitmen mereka, saat mencalonkan diri Sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra periode 2018-2023.
Sesuai komitmen yang disepakati, kata dia, urusan birokrasi akan ditangani oleh Wagub, kendatipun keputusan tertinggi ada pada Gubernur. Sedangkan urusan pemerintahan dan investasi ditangani oleh Gubernur Sultra.
“Ini janji Pak Ali Mazi setiap kampanye serta pertemuan dengan keluarga-keluarga besar. Boleh tanya para tokoh-tokoh masyarakat tim inti AMAN (Ali Mazi-Lukman Abunawas). Jadi, saya sangat kecewa dengan perlakuan Pak Ali Mazi yang tidak komitmen,” ucapnya. (Ikas)