TenggaraNews.com, KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) berada dalam posisi yang sangat strategis, sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia (KTI), dan dunia internasional dengan berbasis ekowisata (ecotourisme).
Potensi sumber daya alam yang sangat luar biasa (amazing) merupakan modal dasar utama yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia, bahkan negara lain di dunia. Potensi tersebut masih sangat alami, sehingga ini dapat menjadi daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara.
“Potensi tersebut akan menjadi kekuatan ekonomi raksasa, kalau pemanfataannya dimaksimalkan oleh pemerintah daerah ke depan. Ini akan mendatangkan sumber devisa yang besar bagi Sultra. Makanya dibutuhkan pemimpin yang memiliki visi global yang dapat mengembangkan sektor jasa ekowisata Sultra, ” kata Arie Polopadang, pengusaha yang bergerak dibidang barang dan jasa di Sultra.
Bila pengembangan jasa ekowisata Sultra dihubungkan dengan pemilihan gubernur Sultra, maka figur yang sudah terukur dan diakui oleh pemerintah Indonesia hanya ada pada sosok Hugua. Mantan bupati 2 periode ini, sudah berhasil membawa nama Wakatobi ke level nasional dan internasional.
“Wakatobi kini menjelma menjadi kekuatan ekonomi Indonesia, sebagai penghasil devisa. Setiap tahun Wakatobi mengalami peningkatan kunjungan wisatawan asing. Padahal dulu, Wakatobi hanya dikenal sebagai pulau perdagangan bebas barang-barang bekas luar negeru. Kita realistis saja melihat kemampuan Hugua memasarkan wisata Wakatobi keluar negeri. Bukan berarti figur lain tidak mampu, tapi ini fakta yang sudah kita bisa saksikan saat ini, ” ujar Arie yang juga menjabat ketua salah satu asosiasi pengusaha di Sultra.
Selain Wakatobi, lanjutnya, Sultra juga memiliki obyek wisata situs sejarah yang tidak dimiliki negara lain. Situs sejarah yang dimaksud, yakni Benteng Keraton Buton yang berada di Kota Bau-bau. Benteng tersebut merupakan sejarah peradaban manusia pada abad ke 15.
Selai itu, Sultra memiliki peta obyek wisata lain yang sangat alami yaitu Danau Napabale, perkelahian kuda, gua liangkabori dan situs masjid tua di Kabupaten Muna.
Ada permandian air panas Wawolesea, Pantai Taipa dan Pulau Labengki
yang terdapat di Kabupaten Konawe Utara.
Obyek wisata Rawa Aopa, dapat dijadikan sumber penghasil dollar jika dikembangkan sebagai obyek wisata khusus.
“Flora dan fauna menjadi daya tarik khusus wisatawan mancanegara, khususnya bagi para peneliti. Tidak perlu fasilitas hotel yang mewah. Cukup penginapan yang alami saja, asalkan sehat dan bersih saja, pasti wisatawan berkunjung,” katanya.
Menurutnya, untuk memperkenalkan atau mempromosikan seluruh potensi obyek wisata yang terdapat di Sultra, dibutuhkan figur pemimpin yang punya kemampuan dan memiiliki jaringan nasional dan internasional.
“Saya melihat kembali lagi ke sosok Pak Hugua. Kapasitas Hugua saat ini sebagai ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Sultra, saya anggap mampu menjawab tantangan ini ke depan, ” jelasnya.
Laporan: Ikas Cunge