TenggaraNews.com, KENDARI – Sekretaris Tim Kampanye Daerah (TKD) Sulawesi Tenggara (Sultra), Hugua menilai, program tiga kartu sakti jilid II yang dicanangkan Paslon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 1, Joko Widodo-Maaruf Amin merupakan jawaban atas sejumlah persoalan terkait kebutuhan masyarakat.
Olehnya itu, kata Hugua, program ini sangat tepat karena bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Selain itu, melalui tiga kartu sakti yang baru ini, maka bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
“Kartu itu menjadi kebutuhan masyarakat,” ujar Hugua, Minggu malam 3 Maret 2019.

Ketua DPD PDIP Sultra ini menyebutkan, kartu sakti yang pertama adalah KIP kuliah, yang diperuntukan bagi putra putri bangsa Indonesia yang tidak mampu tapi berprestasi. Mereka berhak mendapatkan kartu sakti ini untuk kuliah di dalam dan luar negeri, dan negara akan membayar seluruhnya.
Untuk itu, dirinya menilai hal ini merupakan kesempatan yang luar biasa bagi kaum milenial, sehingga Ia berharap Jokowi bisa memenangkan pertarungan politik di Pilpres ini.
Kemudian, kartu sakti yang kedua adalah kartu pra kerja, juga diberikan kepada para generasi muda lulusan SMA, SMK maupun perguruan tinggi yang belum mendapatkan pekerjaan dan tak memiliki keahlian. Melalui kartu ini, maka mereka mendapatkan pelatihan yang bisa menunjang peningkatan kualitas sumber daya manuals (SDM).
Menariknya, selama mencari pekerjaan, yang bersangkutan akan mendapatkan upah. Hanya saja, untuk nilainya masih sedang dilakukan perhitungan berapa nominal honor yang dimaksud.
Sedangkan yang ketiga adalah kartu sembako murah. Pemagang kartu ini tentu akan merasakan manfaatnya, karena bakal ada subsidi khusus dari negara. Misalnya harga beras, bisa turun yang diperkirakan dikisaran 20 sampai 50 persen.
“Artinya, bagi emak-emak yang bermasaalah dengan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga, tentu kebaradaan Kartu Sembako murah ini akan sangat membantu mereka,” jelas Caleg DPR RI nomor urut 1 ini.
Lebih lanjut, Hugua mengatakan, bahwa kartu ini melengkapi tiga kartu sakti lainnya yang sudah direalisasikan pemerintah, dan saat ini dinikmati masyarakat di seluruh nusantara.
“Dan ini memang dibutuhkan masyarakat,” Kata Hugua.
Disinggung soal kritikan pedas dari pendukung Paslon lain, bahwa program yang dicanangkan sebelumnya tidak efektif dilaksanakan, seperti peraoalan BPJS Kesehatan, Hugua berpendapat, bahwa yang namanya program pasti akan diperhadapkan dengan masaalah. Justru masalah-masaalah tersebut muncul karena program yang telah dicanangkan kemudian dijalankan.
“Bukan program namanya kalau tidak ada masaalah. Jadi lebih baik ada masaalah karena pekerjaan jalan, daripada tidak ada masaalah karena tidak ada program. Kita bersyukur ada masaalah karena ada program, dari pada mengharap tidak ada masalah tapi program juga tidak ada,” pungkas Ketua PHRI Sultra ini.
Olehnya itu, jika menginginkan program pemerintah yang pro rakyat, Hugua mengajak masyarakat harus bersatu padu memilih Jokowi-Amin.
(Rus/red)