TenggaraNews.com, KENDARI – Di tengah merebaknya virus corona yang saat ini melanda dunia, kondisi perekonomian tentu ikut berdampak. Salah satu kebijakan ekonomi pemerintah adalah dengan melakukan relaksasi di berbagai sektor.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Tenggara (Sultra) mendorong pemerintah agar melakukan kebijakan relaksasi di sektor pertambangan.
Ketua Umum Kadin Sultra, La Mandi mengatakan, di tengah menghadapi wabah virus corona saat ini, pemerintah harus memikirkan bagaimana menggenjot sektor yang bisa menghasilkan devisa, untuk memastikan kondisi ekonomi bangsa tetap terjaga baik.
“Kenapa tidak digenjot saja sektor pertambangan. Kenapa juga pemerintah tidak berfikir untuk membuka kran eksport ore nickel, karena hal ini bisa menghasilkan devisa,” ungkap La Mandi saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 23 Maret 2020.
Selain itu, Direktur Utama PT. Media Arsir Co ini menjelaskan, bahwa kebijakan lainnya yang bisa dilakukan pemerintah adalah peningakatan pengiriman ore. Pemerintah harus memberikan support, sehingga kebutuhan produksi bisa terlayani dengan baik.
“Dalam situasi seperti ini memang harus ada relaksasi di sektor pertambangan, kenapa mesti malu-malu. Apalagi, berdasarkan pemberitaan yang saya baca, negara kita saat ini mengalami devisit APBN kurang lebih Rp.450 triliun,” jelasnya.
Menurut dia, kebijakan relaksasi di sektor pertambangan tersebut bukan berarti mau mengambil keuntungan, akan tetapi situasi saat dimana negara membutuhkan. Sebab, akan ada multi efek yang ditimbulkan.
“Untuk kebijakan ini, negera tidak mengelontorkan anggaran. Pemerintah Provinsi Sultra bisa meminta ke pemerintah pusat, agar ada relaksasi di sektor pertambangan,” katanya.
Akan tetapi, lanjutnya, kebijakan relaksasi tersebut tentu harus dibatasi. Bisa jadi diterapkan sekitar tiga sampai enam bulan, dengan harapan wabah virus ini segera selesai.
“Jika keran eskpor ini dibuka, saya yakin pemerintah China pasti membeli,” pungkasnya.
Laporan: Ikas