TenggaraNews.com, KENDARI – Pemerintah Daerah (Pemda) Konawe Selatan (Konsel) didesak agar segera membangun asrama putra dan putri untuk mahasiswa Konsel yang sedang melanjutkan studi di Kota Kendari. Hal tersebut disampaikan salah satu tokoh pemuda daerah tersebut, La Songo saat ditemui disela-sela dirinya menghadiri bazar Gerakan Mahasiswa Konawe Selatan Menginspirasi (GMKM), Kamis ma’am 27 Desember 2018, di Waroeng X-Bro.
Tak hanya itu saja, La Songo juga meminta agar Pemda memberikan bantuan beasiswa terhadap mahasiswa yang tersandung dibiaya pendidikan, untuk melanjutkan studi S1 maupun S3.
Menurut dia, jika berkaca di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) yang telah mampu merealisasikan program beasiswa kepada mahasiswanya, padahal dari sisi usia, Daerah Otonomi Baru (DOB) tersebut masih seumur jagung. Bahkan, berdasarkan informasi yang di himpun, Pemda Konkep juga telah menganggarkan untuk pembangunan asrama mahasiswa putra dan putri melalui APBD di tahun 2019 nanti.
Bahkan, kata La Songo, secara pribadi Wakil Bupati Konkep dengan ikhlas menghibahkan tanahnya yang berlokasi di Anduonohu, untuk kepentingan pembangunan asrama tersebut. Sehingga, secara tidak langsung telah memberikan penilaian buruk sekaligus tamparan keras kepada Pemda Konsel, ketika ini dibandingkan.
“Melalui momentum ini kami berharap kepada Pemda Konsel, untuk memberikan perhatian lebih terhadap pembangunan dan pemberdayaan pemuda, melalui program pengadaan asrama sekaligus bantuan beasiswa kepada mereka yang ingin melanjutkan studi S1 maupun S3 di universitas negeri maupun swasta,” kata Ketua Konsorsium Aktivis Muda Indonesia (KAMI) Sultra ini.
Dengan APBD yang jauh lebih memadai, lanjutnya, dibanding Pemda Konkep, Pemda Konsel dengan sadar tutup mata dan telinga terhadap persoalan pengembangan SDM pemuda dan mahasiswa.
Sebab, sejatinya konteks pembangunan itu tidak hanya pada pembangunan fisik, namun substansi suksesnya suatu pembangunan terletak kepada peningkatan kualitas SDM, yang instrumennya sangat jelas yaitu pendidikan.
“Para pejabat dan orang tua di Konsel janganlah berlaga tidak tahu mengenai persoalan ini. Saya berharap tahun 2019 nanti ada titik terang dari dua persoalan ini,” harapnya.
Sementara itu, Ketua GMKM Konsel, Rendi Tabara mengungkapkan, melalui bazar ini mahasiswa Konsel dari 25 kecamatan dapat bersatu, terlepas dari adanya beberapa organisasi mahasiswa di Konsel. Hal ini juga bertujuan untuk menghilangkan ego masing-masing setiap ditataran organisasi.
“Terlepas dari ego masing-masing organisasi, tetapi bagaiamana caranya kita bisa membangun sinergitas untuk kemajuan Konsel, baik dari segi SDM dan SDA,” ungkapnya.
Rendi juga berharap, agar seluruh pengurus organisasi yang dipimpinya itu bisa terus menjalin sinergitas, demi kemajuan Konsel yang lebih baik lagi di masa mendatang.
“Untuk itu, harapan saya bagaimana caranya kita mampu untuk bersinergi bersama demi kemajuan Konsel, dan semakin mempererat tali silaturahmi bagi sesama mahasiswa,” pungkas Rendi. (Ikas)