TenggaraNews.com KENDARI – Musim penghujan kerap menimbulkan kekwatiran warga Kota Kendari, khususnya yang berdomisili di kawasan langganan banjir. Salah satunya di wilayah RT 07 Kelurahan Bende (belakang MTsN Kendari).
Bagaimana tidak, genangan air disertai lumpur di halaman hingga dalam rumah selalu menjadi bayang-bayang gelap warga. Karena, harus menyiapkan waktu dan tenaga ekstra untuk melakukan pembersihan.
Anehnya, pemerintah pun terkesan tak perduli akan kondisi tersebut. Padahal, setahun belakangan ini, Pemkot Kendari tengah melakukan pembenahan kawasan melalui program kota tanpa kumuh (Kotaku).
Atas kondisi tersebut, sejumlah warga setempat menilai program penataan perkotaan diniliai tidak tepat sasaran, bahkan cenderung gagal.
Pasalnya, pasca drainase di kawasan tersebut dibenahi, bukannya menyelematkan warga dari ketakutan akan banjir, justru semakin terbengkalai. Limbah rumah tangga warga setempat terlihat menggenang begitu saja, hingga menimbulkan bau tak sedap.
“Sejak banjir besar, wilayah ini memang tidak pernah lolos dari banjir. Drainase memang diperbaiki kemarin. tapi cuma sebagian saja yang merasakan manfaatnya,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu, Lurah Bende, Amir Yusuf mengakui, bahwa pembenahan drainase di wilayah tersebut memang masih belum tuntas. Persoalan keterbatasan anggaran, menurutnya menjadi salah satu penyebab utama.
“Program Kendari tanpa kumuh kemarin memang sudah di SK-kan, termasuk RT 4, 5,6 dan 7. wilayah RT 7 salah satu wilayah yang diintervensi menyelesaikan program itu. Tapi memang belum tuntas, masih terkendala anggaran,” jelas Amir saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin 11 Februari 2019.
Kendati demikian, pihaknya berjanji akan menindaklanjuti program tersebut. RT dan RW bersama masyarakat setempat juga diharapkan bekerja sama menangani persoalan yang tak kunjung tuntas itu.
“Khusus wilayah ini, memang harus ditangani lebih serius, harus berkelanjutan programnya. Penanganan banjir tidak cukup di tingkat pemerintah termasuk RT/RW saja, tapi juga dibutuhkan peran masyarakat di sini,” jelas Amir Yusuf.
(Rus/red)