TenggaraNews.com, KENDARI – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kendari sukses menyelenggarakan kegiatan dialog publik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Sospol) Universitas Halu Oleo (UHO) pada Sabtu, 8 Juni 2024.
Dalam kegiatan ini mengundang berbagai narasumber Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Tenggara Muh. Endang SA, Ketua Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Sulawesi Tenggara Muhammad Nasir, Pengamat Politik Sultra/Akademisi FISIP UHO Muh. Najib Husein, Praktisi Kepemiluan/Dosen/Advokat L.M Muhram Naadu, Pegiat Pemilu Nasional/Ketua Eksekutif Indonesia Budget Center Arif Nur Alam.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka merespon perjalanan demokrasi, Pemilu dan Pilkada yang berjalan selama ini, seakan-akan keresahan dari anak muda dan mahasiswa bahwa mereka hanya dibutuhkan suaranya tapi tidak dengan gagasan, pikiran dan programnya.
Dengan mengambil takjuk GMNI Kendari Go To Kampus dengan mengangkat tema dialog Diskursus Politik, Partisipatif Dan Gagasan Strategis Pada Pilkada 2024.
Upaya ini dilakukan untuk memunculkan nuansa baru dalam proses dan perjalanan demokrasi dan Pilkada yang akan datang. Hal ini juga sebagai bentuk konsolidasi demokrasi, gagasan, platform dan program yang akan nantinya akan kita rekomendasikan kepada pemangku kepentingan.
Dialog tersebut bertujuan untuk mengkonsolidasikan platform, program, gagasan politik yang akan ditawarkan kepada kandida serta mendorong partisipasi pemilih dalam mengawal demokrasi yang berkualitas dan substansial.
Ketua DPC GMNI Kendari, Rasmin Jaya dalam sambutannya mengatakan selama ini seakan ada keresahan dari perjalanan Pemilu dan demokrasi yang selama ini dirasakan, apa lagi menuju Pilkada tahun 2024, sangat sunyi sekali gagasan dan program politik yang bisa didiskusikan di kalangan akademisi bahkan di seluruh komponen masyarakat.
“Kita ingin mendapatkan nuansa yang berbeda dalam menghadapi Pilkada dan Pilgub 2024 ini, bagaimana seluruh kandidat hadir dengan gagasan, platform dan program serta rekam jejak yang baik agar animo partisipasi masyarakat dalam berpolitik lebih besar,” ujarnya pada 8 Juni 2024 di Kendari.
Ia juga membeberkan, kenapa harus di kalangan kampus untuk diadakan dialog dan diskursus politik sebab kampus adalah bersemayam akademisi dan masyarakat intelektual yang bisa melahirkan berbagai pemikiran politik, pentingnya demokrasi dan bisa meminimalisir segala segala potensi kerawanan pilkada tahun 2024.
Sebab menghadapi pilkada 2024 situasi politik di tengah masyarakat semakin memanas dengan berbagai atraksi dan pergerakan elit politik. Eskalasi dan sirkulasi pergantian kepemimpinan nasional telah berdampak kepada dinamika politik elektoral, tanpa sadar masyarakat telah terkontaminasi dengan nuansa politik pragmatis yang semakin tajam.
“Nihilnya politik gagasan yang progresif serta konsolidasi demokrasi yang kurang maksimal menjadikan masyarakat rentan terpecah belah. Sehingga masalah demikian, harus dijadikan perhatian bersama stakeholder untuk meminimalisir potensi kerawanan demokrasi dan Pemilu 2024. Apa lagi dunia maya diramaikan dengan berbagai isu tentang partai politik yang berselancar dan bermanuver di tengah pusaran demokrasi tanpa memberikan pesan positif kepada masyarakat sehingga banyak menimbulkan kebingungan,” bebernya.
Dalam pemaparannya, salah satu narasumber pengamat politik Sultra, M. Najib Husein mengatakan kegiatan dialog politik menuju pilkada tahun 2024 menjadi sangat penting meningkatkan partisipasi, sekaligus mendorong indeks demokrasi semakin lebih baik lagi kedepan.
“Tentu kita semua merasa bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan, edukasi politik di seluruh lapisan mahasiswa dan masyarakat, apa lagi kegiatan dialog seperti ini sangat penting sekali meskipun kurang sekali peminatnya kalau diskusi-diskusi tentang politik,” bebernya.
Tak hanya itu, salah satu praktisi kepemiluan L.M Muhram Naadu menjelaskan maraknya politik uang menjadi tantangan baru lagi bagi penyelenggara Pemilu.
Harapannya pengawasan harus di perketat lagi dengan melibatkan banyak instrumen, sehingga peran dan fungsi kita menjadi sangat terarah.
“Misalnya dengan membentuk tim, kelompok atau satgas, apa lagi sekarang pola yang digunakan dalam kerja-kerja politik uang sudah menggunakan digitalisasi, sehingga ini yang harus menjadi perhatian bersama,” bebernya.
Tak hanya itu, pegiat Pemilu Nasional/Ketua Eksekutif Indonesia Budget Center Arif Nur Alam mengatakan bahwa memang, banyak hal yang menjadi perhatian kita bersama dari sisi perjalanan Pilkada, masih maraknya politik uang, politik identitas dan politik dinasti.
Disinilah dibutuhkan instrumen mahasiswa dan pemuda untuk menjadi penyeimbang sekaligus memberikan sosialisasi dan edukasi sampai di seluruh komponen masyarakat.
“Sebagai insan kritis mahasiswa harus melakukan kontrol dan pengawasan terhadap setiap proses politik yang berlangsung termasuk dalam menyongsong Pilkada 2024,” tegasnya.
Dengan melakukan sosialisasi dan edukasi politik menjemput momentum pilkada menjadi penting dalam merayakan pesta rakyat, harus kita bersuka ria, keikutsertaan dan partisipasi sangat menentukan nasib, daerah agar Sulawesi Tenggara ini bisa lebih maju seperti apa yang menjadi harapan bersama.
Tak hanya itu, dalam mencegah segala kemungkinan terburuk maka merasa penting untuk melakukan konsolidasi demokrasi dan memperkuat narasi kebangsaan.
Kekuatan social society harus kita jaga dengan terus melakukan sosialisasi dan edukasi politik kepada masyarakat, mencegah politik identitas dan turbulensi politik untuk mencegah berbagai polarisasi dan kekacauan sosial yang timbul di masyarakat.
Di sisi lain Ketua Independen Pemantau Pemilu Sulawesi Tenggara, Muhamad Nasir berharap agar dibutuhkan berbagai pihak khususnya mahasiswa untuk bahu membahu dalam mencerdaskan masyarakat agar bisa berpartisipasi menciptakan pilkada yang aman, damai dan bisa memberikan efek perubahan kepada masyarakat.
“Apa lagi masyarakat adalah kelompok sosial yang paling rentan terpecah akibat sikap politik yang berbeda, sehingga peran pemuda untuk terjun secara langsung di lapangan sangat di perlukan guna memberikan pencerahan bahwa politik adalah panggilan nurani untuk melakukan pengabdian,” tegasnya.
Terakhir, Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Tenggara Muh. Endang SA mengatakan Pemilu dan Pilkada adalah satu-satunya kedaulatan yang harus di perjuangkan dengan merekomendasikan berbagai wacana program agar di tindaklanjuti oleh eksekutif.
“Sehingga peran dan eksistensi kita harus mengawal dan memastikan kesejahteraan dan keadilan sosial bisa terdistribusi dengan baik secara merata di segala komponen masyarakat,” ungkapnya.
Suara rakyat adalah kunci yang menentukan bagi kehadiran sosok pemimpin politik yang di legitimasi oleh rakyat dan betul-betul memberikan yang terbaik. Sehingga kita harus mengambil bagian dalam pilkada 2024.
Peran elit politik di parlemen juga menjadi penting bagaimana dia menunjukan kemampuannya dalam menghasilkan produk kebijakan yang pro terhadap rakyat serta kontribusi kadernya harus memberikan dampak yang positif terhadap masa depan rakyat, namun jika peran kader di parlemen tidak memberikan efek dan dampak untuk perubahan ekonomi masyarakat maka citra partai itu sendiri akan menurun.
“Namun fenomena juga yang terjadi sekarang yang terjadi adalah, kadang-kadang gagasan, program dan platform menjadi nomor yang kesekian kalinya di bandingkan dengan isi tas, sehingga itu yang menjadi infrastruktur politik dalam menggerakkan dan memobilisasi massa sehingga harapannya kepada mahasiswa dan pemuda agar menjadi pemilih yang cerdas, rasional dan berintegritas,” tegasnya.
Dalam kegiatan tersebut turut dihadiri berbagai lembaga kemahasiswaan serta Cipayung Plus Kota Kendari yang mempunyai semangat dan harapan yang sama agar proses Pemilu dan Pilkada ini menghasilkan produk pemimpin yang dilegitimasi oleh masyarakat betul-betul menjadi pendobrak pembangunan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat sampai disemua komponen.
Laporan : Rustam