TenggaraNews.com, MUNA – Rumah duka alamrhum Muhammad Immawan Randi (21) di Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna dipadati pelayat yang ingin melihat langsung jenazah almarhum yang dipulangkan usai melakukan autopsi di Rumah Sakit Abunawas, Kota Kendari.
Jenazah almarhum tiba di rumah duka sekira pukul 09.00 Wita, melalui jalur transportasi laut menggunakan speed yang disebrangkan dari Lainea, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) ke Pelabuhan Tampo, Kabupaten Muna.
La Sali, ayahanda almarhum tak kuasa melihat jenazah anaknya. Ia selalu berucap dengan kata-kata “Kasian anakku, kasian anakku, kenapa harus ditembak. Mana Polisi yang menembaknya”.
Belum lagi usai jenazah di dimandikan, La Sali kembali berucap “Saya pikir anakku yang akan memandikan jenazahku jikalau saya meninggal nanti, tapi ternyata dia yang pergi duluan”. Sontak saja ucapannya membuat seisi ruangan menangis histeris.
Pihak keluarga tidak menyangka begitu cepat kepulangan Randi. Apalagi, kepergiannya harus dengan cara yang tragis, sebutir peluru menembus dada sebelah kanannya hingga membuatnya tewas sebelum dilarikan kerumah sakit.
Dalam kesehariannya, Almarhum dikenal ramah dan suka membantu masyarakat sekitar.
Salah satu keluarga korban yang berada di Jakarta, Mingto mengaku sangat terpukul atas kepergian almarhum, dan sangat mengecam atas tindakan yang di lakukan oknum yang belum diketahui identitasnya.
“Jelas oknum penembak misterius adalah sosok yang harus mempertanggung jawabkan perbuatannya di dunia dan diakhirat. Dia telah menghilangkan nyawa dari salah satu putra terbaik yang ada di Desa Lakarinta. Dia akan kami kenang, kata Mingto melalui pesan WhatsApp.
Ditempat berbeda, Sismono Laode yang juga mantan Ketua Himpunan Pers Mahasiswa Indonesia Jogjakarta (HPMI) turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kepergian almarhum, sekaligus mengecam tindakan yang membuat Randi sampai meninggal dunia.
“Kami sebagai keluarga berharap agar kepolisian segera mengungkap fakta. Jangan biarkan publik bertanya-tanya, menuduhmu, dan terus mengecam tindakan represifmu. Kami butuh kepastian, secepatnya, sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya,” ucapnya.
Untuk diketahui, Randi merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Almarhum adalah anak laki-laki satu-satunya. Kakaknya Fitriani sebentar lagi akan melaksanakan wisuda, sementara adiknya Murmin akan memasuki jenjang kuliah serta dua adiknya masih duduk dibangku SLTP dan SD.
Laporan: Phoyo
Editor: Ikas