TenggaraNews.com, KENDARI – Gerakan Pemuda (GP) Anshor Sulawesi Tenggara (Sultra) menginisasi deklarasi damai lintas organisasi kepemudaan dan agama. Agenda tersebut merupakan rangkaian Kirab Satu Negeri, yang dilaksanakan Pimpinan Pusat Anshor.
Ketua Pimpinan Wilayah (PW) GP Anshor Sultra, Pendais Hak mengungkapkan, Kirab Satu Negeri ini merupakan salah satu ikhtiar dalam merawat dan menjaga Indonesia. Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk selalu mencintai negeri ini dan memegang teguh konsensus kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
“Ini adalah upaya kita untuk membangun kebersamaan. Kita berbeda merupakan suatu fakta, dan yang menjadi luar biasa adalah persatuan di tengah perbedaan-perbedaan yang ada,” ujar Pendais Hak kepada awak media, saat dikonfirmasi usai deklarasi damai dilaksanakan, Jumat 5 Oktober 2018 di Kantor PW Anshor Sultra.
Dia juga menambahkan, deklrasi tersebut menunjukan ke publik, bahwa di tengah polemik saling menghujat dan mencaci maki, yang mengancam kesatuan dan persatuan bangsa, kelompok yang berniat merusak tatanan kebangsaan. Kini hadir sekelompok orang dari lintas organisasi kepemudaan, kemahasiswaan dan organisasi keagamaan yang masih peduli persoalan persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjaga konsesus kebangsaaan.
“Itu yang ingin kita tunjukan kepada masyarakat. Jadi yang deklarasi hari ini ada dari GP Anshor, Permahi, KMHDI, PMKRI, PMII, GMNI dan organisasi kepemudaan lainnya,” tambahnya.
Pendais menyebutkan, deklarasi damai itu melahirkan tiga pokok yang diucapkan bersama. Tiga item tersebut sudah mencakup persoalan-persoalan bangsa saat ini. Dikatakannya, jika melihat persoalan-persoalan bangsa saat ini, yang paling utama saat ini tengah dihadapi saat Indonesia yakni terkait ancaman pecah belah bangsa. Seperti diketehaui, banyak negara-negara yang sudah mengalami ambang keruntuhan akibat perpecahan, karena adanya kelompok tertentu yang ingin kemudian merusak tatanan kebangsaaan dan ingin melemahkan kembali konsensus kebangsaan serta ingin mengganti idiologi bangsa.
“Inilah semua yang harus kita jag, dan semuanya harus dilakukan secara bersama-sama,” imbuhnya.
Pasca deklrasi ini, kata dia, pihaknya akan terus membangun komunikasi bersama organisasi kepemudaan dan keagamaan untuk membudayakan kegiatan tersebut di masa mendatang. Jika PMKRI dan KMHDI mau menginisiasi di kegiatan selanjutnya, maka GP Anshor siap berpartisipasi.
“Jika hari ini bersama organisasi lintas agama, kedepannya mungkin bisa dilaksanakan bersama organisasi antar etnis,” terangnya.
Di tempat yang sama, Bendahara PC KMHDI Kendari, Putu Aricha Darma Putri menyambut baik kegiatan yang diinisasi GP Anshor tersebut. Menurut dia, masaalah kerukunan keumatan ini menjadi persoalan yang sangat urgen dan tengah mengahantui Bangsa Indonesia.
“Di sini ada identitas KMHDI yakni rasa nasionalisme dan kecintaan tanah air serta keutuhan NKRI,” katanya.
Putu juga menjelaskan, bahwa pihaknya akan terus memberikan pengaruh positif ke masyarakat untuk menjaga kerukunan keuamatan ini. Bahkan, organisasi mahasiswa umat Hindu ini sudah beberapa kali melakukan sosialisasi di internal organisasi, terkait pentingnya kerukunan antara umat beragama.
Ketua Presidium PMKRI Cabang Kendari, Karlianus Poasa menyatakan dukungannya terhadap kegiatan-kegiatan keumatan. Apalagi, melihat kondisi yang saat ini dialami Bangsa Indonesia, tiga item yang diucapkan melalui deklarasi damai tersebut, sudah mengakomodir persoalan-persoalan negeri ini.
“Iya, tiga materi pokok deklarasi damai hari ini sudah ewakili segala sesuatu yang terjadi di negeri ini. Kerja-kerja ke depan yang akan kami lakukan di PMKRI yakni menjalankan dari apa yang telah dideklarasikan saat ini,” jelasnya
“Kita berupaya menghentikan indikasi-indikasi yang bisa menimbulkan hoax, sehingga bisa menikmati suasana bangsa yang aman dan damai,” pungkasnya. (IC/red)
Berikut Materi Deklarasi Damai :
Kami pemuda dan mahasiswa antar umat beragama Sulawesi Tenggara menyatakan:
-
Akan selalu menjaga konsensus kebangsaan kita yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.
-
Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk senantiasa menjaga kerukunan, suasana damai, kebersamaan dan persatuan bangsa.
-
Menolak segala bentuk politisasi agama dan rumah ibadah, menolak politisasi issue SARA, menolak hoax dan ujaran kencian serta menolak radikalisme dan kekerasan dalam bentuk apapun dan atas nama apapun.