TenggaraNews.com, MUBAR – Kongres perdana Kerukunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia (KEPPMI) Muna Barat (Mubar) berujung ricuh.
Aksi penolakan kongres tersebut dipicu adanya dugaan tidak transparannya pembentukan kepanitiaan dan mekanisme Pemilihan Ketua Umum.
Massa yang berada di Pelataran Hotel Athaya Kendari memaksa masuk dan menerobos untuk menemui Penjabat (Pj) Bupati Muna Barat Bahri yang turut hadir dalam kongres tersebut.
Kericuhan pun tidak terkendali sehingga beberapa tamu undangan yang hadir tampak ketakutan dan pemilik hotel yang mencoba melerai hampir terkena pukulan dari beberapa peserta.
Salah satu Mahasiswa, Mukmin mengaku, pembentukan Kerukunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia (KEPPMI) Mubar dilakukan hanya sekelompok orang dan tidak mempresentasikan Pemuda Pelajar Mahasiswa Muna Barat.
“Kami minta untuk dimediasi dengan Bupati, supaya masalahmu klir ,” ungkapnya.
Ia juga mengaku, pembentukan KEPPMI tersebut disinyalir ada kepentingan politik untuk melakukan mobilisasi pada Pemilu 2024 dan bukan murni dari gagasan pelajar dan mahasiswa.
Sementara itu, Ketua Karateker KEPPMI Mubar , Hamril Marsula di hadapan massa menegaskan, sebelumnya pernah dilakukan pertemuan untuk membahas terbentuknya organisasi tersebut. Namun, jika semua informasi tidak tersampaikan maka itu hanya miskomunikasi.
“Kita bentuk dulu. Setelah itu tergantung teman-teman nantinya memberikan ide dan gagasan di dalam forum tersebut,” ujarnya.
Pihaknya pun membantah isu terbentuknya KEPPMI Mubar berkaitan dengan kepentingan politik 2024 mendatang.
“Ini untuk mewadahi kreatifitas dan inovasi demi kemajuan Mubar ke depan,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Muna Barat, Bahri mengatakan, pembentukan KEPPMI Mubar adalah semata-mata untuk mewadahi Pemuda Pelajar dan Mahasiswa dalam mengekspresikan ide dan gagasan untuk kemajuan Muna Barat.
Laporan : Hasan Jufri
Editor : Rustam