TengggaraNews.com, KENDARI – Ratusan mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektur, Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari memadati Waroeng X-Bro, Kamis 13 September 2018. Kehadiran para kaum intelektual di tempat tersebut dibalut dalam kegiatan bazar sosial (penggalangan dana), yang hasilnya akan digunakan untuk biaya Study Kuliah Lapangan (SKL).
Ketua Panitia Bazar Sosial, Mustakin mengungkapkan, melalui SKL kali ini, pihaknya akan mengunjungi Lombok. Alasannya, karena daerah tersebut dalam kondisi memprihatinkan pasca gempa bumi yang meluluhlantahkan wilayah itu.
“Jadi, melalui SKL itu kita study banding ke daerah-daerah yang dianggap bisa dipelajari konstruksi bangunan dan kulturnya. Dan salah satu objek yang dituju adalah Lombok,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Mustakin menjelaskan, bahwa selain melaksanakan SKL, pihaknya juga membawa misi sosial untuk membantu korban bencana di Lombok. Bantuan tersebut dilakukan dengan menyerahkan langsung dana yang dikumpulkan dari bazar malam ini.
Melalui kegiatan tersebut, Dewan Penasehat KJ3 Sultra yang juga Ketua PHRI Sultra, Ir. Hugua memberikan donasi untuk diserahkan kepada korban gempa bumi di Lombok
Dia juga menyebutkan, dari sisi pemilihan lokasi bazar, Waroeng X-Bro merupakan tempat yang sangat baik untuk menggelar berbagai kegiatan. Alasannya, selain berada di posisi yang strategis, komposisi dinding serta tata letak dari kursi dan meja juga memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
“Kalau menurut kami, Waroeng X-Bro ini memberikan kesan kenyamanan. Apalagi, beberapa fasilitas lainnya seperti live musik juga sudah disiapkan di sini. Sedangkan kalau di Warkop lainnya itu, biasanya tidak ada fasilitas seperti ini,” bebernya.
Selain itu, kata dia, Waroeng X-Bro juga memiliki kelebihan dari sisi pelayanan, yang dinilai sangat respect terhadap pengunjung. Hal itu ditunjukan dengan sigapnya para waiters (pelayanan) saat menyambut tamu dengan keramahtamahan dan suasana keakraban.
Tak hanya itu saja, lanjut Mustakin, menu makan dan minum yang disiapkan di X-Bro cukup bervariatif. Tentu, harganya pun relatif terjangkau namun tak terkesan murahan.
“Konsep dan menu yang disajikan juga kekinian. Makanya tempat ini sangat ramai dikunjungi,” pungkasnya.
Selain penggalangan dana, Panitia juga menggelar Talk Show dengan memaparkan hasil penelitian dari Komunitas Arsitektur Desa.
Laporan: Ikas Cunge
