TenggaraNews.com, KENDARI – Pasca menggelar rapat kerja (Raker) perdana beberapa pekan lalu, kini pengurus Komunitas Jurnalis Jalan Jalan (KJ3) Sultra mulai bergerak merealisasikan program kerja, yang telah dirumuskan bersama.
Komunitas tersebut memulainya dengan melakukan peninjauan salah satu objek wisata edukasi yang ada di Kota Kendari, yakni Kebun Raya. Dalam agenda tersebut, KJ3 mengajak Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sultra.
Rombongan kedua organisasi tersebut disambut baik Kepala UPTD Kebun Raya Kendari, Laode Yama. Dalam kesempatan itu,
Ketua PHRI Sultra, Hugua yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut dan pengurus KJ3 melihat langsung sejumlah fasilitas dan spot yang masih dalam tahapan pembenahan.
Pantauan di lapangan, di sana-sini memang masih terdapat tumpukan batu, pasir dan kayu. Sebab, kawasan tersebut masih dalam tahap pembenahan. Bahkan, objek wisata edukasi ini belum diresmikan.
Kendati demikian, Kebun Raya ini sudah ramai dikunjungi masyarakat ibukota maupun dari luar daerah. Tak tanggung-tanggung, dalam kurun waktu sebulan, bisa mencapai 6000 pengunjung.
Hugua mengungkapkan, meski masih dalam tahapan pembenahan dan status kepemilikan asset merupakan milik pemerintah pusat, namun Pemkot Kendari dan pihak-pihak terkait harus sudah mulai memikirkan bagaimana strategi promosi, untuk meperkenalkan keberadaan Kebun Raya tersebut ke publik.
Teguh lanjut, mantan Bupati Wakatobi dua periode ini menjelaskan, jika melihat spot dan fasilitas yang disiapkan di kawasan tersebut, maka sudah pantaslah masyarakat berkunjung ke objek wisata edukasi ini.
“Jadi, selain memberikan kepuasan berwisata, tempat ini juga bisa menjadi media edukasi untuk para pelajar dan mahasiswa, karena mereka bisa belajar tentang flora dan fauna di sini,” jelas Dewan Penasehat KJ3 Sultra ini, Minggu 10 September 2018.
Hugua juga menambahkan, Kebun Raya ini juga bisa menjadi alasan bagi para wisatawan asing maupun domestik memutuskan until lebih lama lagi tanggal di Kota Kendari, yang tentunya juga memberikan manfaat dan efek domino pada sektor lainnya.
“Untuk menambah lama tinggal para wisatawan ini di Sultra, khususnya di Kota Kendari, maka diperlukan kreasi menarik dari pemerintah dan stakeholder, yang bisa berinovasi menciptakan tempat-tempat indah dan unik untuk dikunjungi,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Kepala UPTD Kebun Raya Kendari, Laode Yama menyampaikan apresiasinya kepada KJ3 dan PHRI, atas kunjungan ke objek wisata tersebut dalam upaya membantu promosi ke publik.
“Terima kasih. Dan semoga saja, kebun raya ini semakin diketahui keberadaannya, sehingga di masa-masa mendatang akan semakin banyak yang datang berekreasi sembari belajar,” katanya.
Dia juga menerangkan, bahwa kawasan tersebut berada dalam wilayah hutan konservasi. Sebelumnya, Pemkot mengajukan permintaan perizinan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanam (KLHK) RI seluas 118 hektare. Akan tetapi, pihak KLHK hanya memberikan izin kawasan yang bisa dikelola seluas 95 hektare, yang terdiri dari 18 hektare hutan lindung dan sisanya masuk dalam kawasan hutan produksi.
“Untuk pembangunan fisiknya, Pemkot bekerjasama dengan pihak Kementerian PU. Dimana sudah ada komitmen bersama, bahwa pemerintah pusat yang membangun fisiknya, dan Pemkot yang melakukan perawatan selama pengelolaannya,” terangnya.
Yama juga mengaku, meski sudah ramai yang mengunjungi kawasan wisata edukasi itu, namun pihaknya belum melakukan penarikan biaya tiket masuk, karena belum dilakukan proses launching. Selain itu, kebun raya ini juga masih asset pemerintah pusat.
“Iya, mereka masuk masih gratis kok,” imbuhnya.
Laporan: Ikas Cunge