TenggaraNews.com, KENDARI – Sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama yang sedang dirundung duka, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Kendari bersama Komunitas Jurnalis Jalan-Jalan (J3), menyalurkan bantuan logistik ke tenda darurat mahasiswa Unibersitas Halu Oleo (UHO) yang menjadi korban kebakaran, Minggu 4 Januari 2018 di Lorong Beringin, Asrama Cantik.
Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Ketua DPD JOIN Kendari, Mirkas kepada salah seorang perwakilan korban kebakaran, Aco.
“Sumbangan yang kami serahkan hari ini tak seberapa. Tapi, yang terpenting semoga bermanfaat bagi para korban kebakaran. Ini juga merupakan bentuk keprihatinan kami terhadap saudara-saudara kita yang menjadi korban kebakaran,” ujar Mirkas, usai menyerahkan bantuan tersebut.
Lebih lanjut, ayah dua anak ini menjelaskan, meski JOIN merupakan organisasi profesi kewartawanan, namun pihaknya tak ingin kaku dalam menjalankan organisasi tersebut, yang hanya fokus pada aktivitas jurnalistik.
“Jurnalis juga manusia loh. Tentunya, kami juga punya kepedulian terhadap saudara-saudara kami yang sedang menghadapi cobaan. Jangan hanya liputan dan tulis beritanya saja, tapi harus ikut membantu meringankan beban mereka,” jelasnya.
Ditambahkannya, penyaluran bantuan ini di inisiasi oleh rekan-rekan Jurnalis yang merasa peduli, dan berinisiatif untuk bergerak cepat ke lokasi pengungsian.
“Pasca musibah, kami secara swadaya bergerak cepat untuk mengumpulkan apa yang bisa disumbangkan. Alhamndulilah, meski dadakan tapi terkumpul juga sumbangan ini, meski jumlahnya tak seberapa,” tambah pria yang akrab disapa Ikas Cunge itu.
Di tempat yang sama, perwakilan dari Komunitas J3, Laode Kadamu mengatakan, pada dasarnya organisasinya merupakan wadah para pemuda kreatif yang berprofesi sebagai jurnalis. Dalam organisasi tersebut, pihaknya ditekankan untuk terlibat langsung dalam berbagai kegiatan sosial.
“Dalam komunitas kami itu ada Bidang Sosial dan Pendidikan. Jadi, selain eksplor potensi pariwisata, kami juga memperluas cakupan kegiatan hingga ke aspek sosial dan lainnya,” ungkap jurnalis salah satu media cetak tersebut.
Aco, perwakilan dari korban kebakaran mengapresiasi gerakan cepat dari para insan pers tersebut.
“Kami sangat bersyukur, karena saat-saat genting seperti ini, bantuan logistik dan pakaian lah yang sangat kami butuhkan, terimakasih untuk tim jurnalis yang sudah menyambangi kami hari ini,” katanya.
Kerugian materil, lanjut Aco, yang harus ditanggung oleh 42 Mahasiswa dan 3 penghuni lintas profesi ini berkisar Rp 7 hingga Rp 8 juta tiap blok hunian. Namun, kerugian bukan hanya dari sisi materil saja, melainkan ada juga kerugian moril yang ditanggung pasca musibah yakni pertanggungjawaban terhadap orang tua mereka, yang menggantungkan harapan jauh di perantauan.
“Setelah musibah ini, kami harus mengurus berkas-berkas yang ludes dilalap api. Perjuangan kami sekolah bertahun-tahun ludes sekejap. Ini yang harus kami pertanggungjawabkan, tidak hanya kepada keluarga tapi juga guru-guru kami yang sudah mendidik kami selama ini,” urai Aco.
Sebelumnya, sejumlah pihak telah membantu memenuhi kebutuhan sandang dan pangan, mulai dari tenda darurat dari Kepolisian Resor Kendari, serta kebutuhan logistik yang disalurkan oleh Kementerian Sosial wilayah setempat.
Pantauan sejumlah awak media, kondisi sehari pasca musibah kebakaran sangat memprihatinkan. Tak ada satupun harta benda yang tersisa. 44 penghuni 14 blok Asrama pun harus rela kehilangan beberapa dokumen penting, termasuk KTP, Ijazah, 4 unit Laptop, serta berkas administrasi mahasiswa lainnya. Semua Harta benda milik mereka ludes dalam musibah kebakaran yang terjadi Sabtu 3 Februari 2018 dini hari.
Untuk diketahui, saat ini sejumlah bantuan logistik dan pakaian masih dibutuhkan oleh 44 pengungsi. Diantaranya selimut, pakaian, perangkat sholat, perkakas dapur darurat, serta ketersediaan air bersih.
Laporan: Ifal Chandra