Oleh : Kohati Cabang Jakarta Pusat-Utara Periode 2019-2020
Polemik yang terjadi di Pimpinan Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) merambah ke ranah cabang, bahkan sampai ke juga merembet Kohati. Banyak cabang di Indonesia yang terbawa arus dualisme, sampai kedua pihak yang mengatakan dirinya Ketua Umum PB HMI rela mengorbankan perkaderan, dan dengan yakin mengeluarkan SK kepada setiap cabang demi kepentingan masing-masing kelompok.
Kami selaku kader Kohati merasa dipermainkan akibat ulah dari keegoisan saudara R. Saddam Al-Jihad dan saudara Arya Kharisma H. Pasalnya, karena dualisme yang terjadi di PB HMI, maka Cabang, Komisariat, Bakornas, Badko dipaksakan untuk mengikuti acara dari PB HMI hari ini.
Tidak beda dengan PB HMI, Kohati PB HMI pun ikut andil dalam mensukseskan dualisme yang terjadi di cabang-cabang seluruh Indonesia khusunya Kohati cabang Jakarta Pusat-Utara. Ketua Umum Kohati PB HMI saudari Siti Fatimah Siagian dan Sekretaris Umum Kohati PB HMI saudari Mutya Agustina, seperti mengabaikan hasil Muskohcab yang menghasilkan formatuer terpilih saudari Iyang Parangi.
Yang seharusnya sebagai Ketua Umum Kohati Cabang Jakarta Pusat Utara yang SAH secara Konstitusional. Pada kondisi sekarang ini Kohati PB HMI mengetahui permasalahan yang terjadi di Kohati cabang Jakarta Pusat-Utara, akan tetapi Ketum dan Sekum tidak sejalan dalam mengawal Kohati Cabang Jakarta Pusat-Utara.
Bukti nyatanya adalah ketika Ketua Umum Kohati PB HMI turut menghadiri pelantikan saudari Iyang Parangi, sedangkan Sekretaris Umum Kohati PB HMI datang mendukung Upgrading dan Raker dari pihak lain, yang mengaku sebagai pengurus Kohati cabang Jakarta Pusat-Utara yang tidak melalui mekanisme Muskohcab
Terkait hasil Muskocan Kohati Jakarta Pusat-Utara, kami pun sudah mengirimkan hasil muskohcab kami yang ke-X yang ditujukan kepada pengurus Kohati PB HMI periode 2018-2020, dibawah kepemimpinan saudari Siti Fatimah Siagian dan Mutya Agustina masing-masing sebagai Ketua umum dan sekretaris umum, namun tidak ada ketegasan dan tindak lanjut dari pengurus Kohati PB HMI.
Hal ini berimbas pada proses perkaderan yang harus dijalani di Kohati cabang, yaitu latihan khusus Kohati. Pada saat ini, Kohati diseluruh cabang di Indonesia mengalami kebingungan dalam proses LKK Jakarta Pusat-Utara yang sebenarnya, harus diikuti oleh kader-kader Kohati yang sudah menyiapkan administrasi hingga pemberangkatan menuju tempat training.
Dengan tulisan ini, kami selaku pengurus Kohati cabang Jakarta Pusat-Utara meminta dan memohon dengan sangat kepada pengurus Kohati PB HMI, terkhusus Ketua Umum Kohati dan Sekretaris Umum Kohati PB HMI untuk dapat bertindak tegas terhadap polemik yang terjadi di Kohati Cabang Jakarta Pusat-Utara, agar dapat terselenggaranya LKK yang kondusif dan tidak mengorbankan kader-kader Kohati di seluruh cabang di Indonesia yang benar-benar ingin berproses.
Terhitung 1×24 jam dari terbitnya tulisan ini, jika tidak ada tindak lanjut dari Kohati PB HMI dalam merespon tulisan ini, maka benar bahwa Kohati PB HMI sama seperti PB HMI “Sang Pelacur Konstitusi”.