Sebagai salah satu wilayah tropis, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk sektor pertanian. Melihat hal tersebut, seharusnya pemerintah dapat menurunkan program jangka panjang untuk sektor pertanian, baik peningkatan kualitas produk melalui modernisasi peralatan ataupun metode pembibitan.
Dengan potensi di atas, Indonesia juga memiliki banyak tantangan untuk sektor ini. Dimulai dari penurunan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian baik dari sisi kualitas, kuantitas hingga kondisi iklim global yang mulai tak menentu.
Permintaan akan kebutuhan pangan kedepan akan terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan manusia di Indonesia, yang diprediksi pada 2025 mendatang akan mencapai 282 juta jiwa dan menjadi 318 juta jiwa pada 2045 mendatang.
Pada 2018 lalu, BPS melansir pekerja di sektor pertanian tercatat 35,7 juta orang atau 28,79 persen dari jumlah penduduk bekerja 124,01 juta jiwa. Sementara di tahun ini, jumlah pekerja sektor pertanian di angka 35,9 juta orang atau 29,68 persen dari jumlah penduduk bekerja 121,02 juta orang.
BPS juga mencatat, tingkat pengangguran di desa periode Agustus 2019, berada diangka 4,04 persen. Jika dibandingkan dengan periode Agustus 2018 lalu, maka angka ini menunjukan peningkatan jumlah pengangguran naik, dimana pada tahun lalu berada di angka 4,01 persen.
Melihat data tersebut, peningkatan lapangan pekerjaan harus mulai difokuskan di desa-desa, agar dapat menekan bertambahnya laju pengangguran. Pemerintah dapat meningkatan prospek pasar dari hasil pertanian agar masyarakat dapat melihat pertanian sebagai masa depan yang menjanjikan. Selain itu, harus ada pengembangan pengatahuan pada petani tentang teknologi modern.
Data BPS pada 2018 lalu, jumlah generasi millennial berusia 20-35 tahun mencapai 24 persen, setara dengan 63,4 juta dari 179,1 juta jiwa yang merupakan usia produktif (14-64 tahun).
Tidak salah bila pemuda disebut sebagai penentu masa depan Indonesia. Inilah yang disebut sebagai bonus demografi. Untuk menghadapi hal tersebut harus ada alternatif yang bisa menjadi pilihan dalam mengatasi jumlah angkatan kerja yang meningkat drastis ini.
Menjadi petani adalah salah satu alternatif bagi pemuda saat ini. Sebab, memiliki prospek yang baik karena kebutuhan akan hasil pertanian seperti padi dan sayuran tidak akan pernah berkurang, peluang inilah yang saat ini mesti dikembangkan oleh pemerintah dari pusat hingga di tingkat desa.
Salah satu solusi yang dilakukan adalah harus ada penyebarluasan pemahaman tentang prospek pertanian, dan peningktatan kualitas SDM di bidang pertananian agar lebih banyak orang tertarik untuk kembali bertani, ketimbang menjadi buruh atau pegawai. (**)
Penulis merupakan wirausaha di sektor peternakan dan pertanian