TenggaraNews.com, KENDARI – Ratusan mahasiswa Teknik se Sulawesi Tenggara (Sultra), yang terdiri dari sejumlah perguruan tinggi yakni Universitas Halu Oleo (UHO), Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), USN dan universitas lainnya menggelar aksi solidaritas 123, sebagai bentuk penolakan terhadap Dekan Fakuktas Teknik (FT) UMK, Moch. Assiddieq. Sebab, yang bersangkutan dinilai gagal memimpin fakultas tersebut.
Korlap aksi massa, Pangga Rahmat membeberkan, bahwa dekan FT UMK tersebut bersikap otoriter terhadap mahasiswa. Selain itu, kata dia, Moch. Assiddieq juga diduga telah melakukan penggelapan uang operasional perjalanan Studi Kerja Lapangan (SKL), nahasiswa Jurusan Arsitektur sebesar Rp 18 juta.
Ditambahkannya, akibat sikap premanisme dari Dekan FT tersebut, delapan dosen memutuskan untuk mengundurkan diri, karena merasa tak nyaman dengan sikap Assiddieq.
“Kami meminta agar Dekan FT mundur dari jabatannya, dan rektor segera memanggil kembali delapan dosen yang mengundurkan diri akibat sikap otoriter dari dekan,” teriak Pangga Rahmat dalam orasinya, Selasa 23 Januari 2018.

Dijelaskannya, sejumlah tindakan arogansi Dekan FT tersebut terus ditunjukan kepada anak didik, seperti penendangan yang dilakukan Assiddieq terhadap mahasiswa, serta tindakan kekerasan lainnya yang dilakukan secara psikis.
Untuk itu, ratusan mahasiswa FT UMK dan delapan dosen yang mengundurkan diri, mengajukan mosi tidak percaya terhadap Moch. Assiddieq.
Selama menjabat, lanjutnya, Moch. Assiddieq seringkali mengambil keputusan yang tidak transparan, akuntabel dan demokratis terhadap tata kelola program studi Fakultas.
“Dia juga tidak melakukan usaha-usaha yang menjernihkan persoalan, dan tidak mengakui apa yang telah dilakukan namun membiarkan persoalan ini menjadi berlarit larut,” bebernya.
Rektor UMK, Muhammad Nur mengatakan, bahwa persoalan tersebut kini sudah ditangani pihak Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, sehingga pihaknya sedang menunggu keputusan atas dua hal tersebut.
“Ini bukan ranah rektor lagi, karena sudah ditangani oleh pihak Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sultra. Jadi, nanti kita tunggu saja,” kata Muhamad Nur saat menemui aksi massa.
Rektor juga berjanji, akan memanggil delapan dosen yang mengundurkan diri, agar kembali lagi mengajar para peserta didik.
“Kalau mereka (dosen) tidak mau kembali lagi mengajar, maka kami akan segera membuka penerimaan dosen baru,” ucapnya.
Sebelumnya, Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Kendari (KBM-FT-UMK) menggelar aksi menuntut diturunkannya Dekan sekaligus Dosen di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Kendari, Moch. Assiddieq, Senin 8 Januari 2018 lalu.
Laporan: Ikas Cunge