TenggaraNews.com, KENDARI – tak ada perjuangan yang sia-sia. Berangkat dari bawah pohon kemudian berpindah ke rumah panggung semi permanen milik salah seorang warga di Jalan Veteran, Kelurahan Bonggoeya, Kecamatan Wuawua yang dipinjamkan untuk aktivitas belajar mengajar anak-anak putus sekolah, rumah bimbingan belajar (Bimbel) yang diinisiasi Bhabinkamtibmas Polres Kendari, Bripka Madukala Kundoro SH kini sudah berubah menjadi lebih layak.
Tentunya, hal tersebut tak terlepas dari upaya Bripka Kundoro, untuk memberikan layanan pendidikan yang lebih layak kepada puluhan anak didiknya tersebut.
Alhasil, terobosan ayah satu putri itu mendapatkan apresiasi dari Kapolres Kendari, AKBP Jemi Junaidi yang ditunjukan dengan kehadirannya, sekaligus meresmikan gedung Bimbel yang bangunannya sudah berubah menjadi permanen.
Bripka Kundoro mengatakan, bangunan permanen yang menjadi pusat belajar mengajar tersebut, merupakan swadaya dari masyarakat setempat. Olehnya itu, kata dia, bantuan ini patut untuk disyukuri.
“Alhamndulilah, kita sudah ada tempat yang lebih layak untuk belajar. Ini bantuan dari masyarakat yang prihatin dengan kondisi Bimbel sebelumnya. Pak Kapolres juga hadir langsung untuk meresmikannya,” ujar mantan penyiar radio tersebut, Kamis 18 Januari 2018.
Pantauan TenggaraNews.com, kebahagian nampak pada rona wajah para peseta didik dan warga setempat. Bahkan, perasaan yang sama juga jelas turut dirasakan Bripka Madukala Kundoro.
“Pasti saya sangat merasa bangga, karena perjuangan saya dan isteri tak sia-sia. Dengan komitmen dan semangat yang tinggi untuk mencerdaskan mereka (anak didiknya), akhirnya Allah SWT menjawab apa yang menjadi harapan bersama, yakni tempat yang lebih layak untuk aktivitas study,” bebernya.
Menurut dia, pengabdian itu tak ada batasnya, sehingga dirinya akan terus memberikan edukasi kepada peserta didiknya, agar tak ada lagi generasi bangsa yang tak bisa mengenyam pendidikan.
Disebutkannya, jumlah anak didiknya terus bertambah, dari yang awalnya hanya beberapa saja, kini sudah bertambah menjadi 52 siswa. Mereka merupakan anak-anak dari keluarga yang tak mampu, dan kerap lepas dari pengawasan orang tua, karena sibuk dan fokus untu mencari uang guna memenuhi kebutuhan hari-hari keluarga.
Bimbel ini juga menerapkan kurikulum khusus, dengan memfokuskan pada pengembangan IQ, kedisiplinan, keimanan, kemandirian dan rasa cinta terhadap tanah air.
“Saya merasa terpanggil untuk merangkul anak-anak jalanan dan memberikan edukasi kepada mereka,” tutupnya.
Laporan: Ikas Cunge