TenggaraNews.com, KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki kekayaan potensi pariwisata, yang saat ini terus dikembangkan pemerintah daerah (Pemda) di 17 kabupaten/kota. Jika pemerintah serius mengelola kekayaan daerah ini, maka industri lainnya diyakini bisa ikut berkembang.
Pengamat Ekonomi Nasional, Abdul Rahman Farisi (ARF) menilai, dalam rangka mengembangkan sektor pariwisata di bumi ania, maka pemerintah provinsi (Pemprov) dan Pemkab serta Pemkot harus menjadikan Wakatobi sebagai pintu masuk menuju ke potensi wisata lainnya.
Menurut dia, jika hal ini bisa diterapkan pemerintah, maka pengelolaan dan pengembangan sektor pariwisata bisa dilakukan secara terintegrasi. Sehingga program kepariwisataan berjalan dengan baik dan memberikan manfaat serta nilai ekonomi bagi masyarakat.
“Untuk pengembangan pariwisata di Sultra ini, pemerintah harus memulainya dari Waktobi dengan menjadikan daerah tersebut sebagai pintu masuk. Sebab, saat ini Sultra dikenal dengan potensi wisata di Wakatobi,” ujar ayah dua anak itu.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Boge ini menjelaskan, bahwa jika pemerintah memaksakan mengembangkan sektor pariwisata tanpa menjadikan Wakatobi sebagai pintu masuk, maka hal itu akan terasa berat realisasinya. Olehnya itu, dibutuhkan formulasi pengembangan sektor pariwisata yang tepat dan terintegrasi.
“Saya sudah sering sampaikan ke Pemda, Sultra kalau mau bangun pariwisata harus dimulai dari Wakatobi. Kalau Nur Alam kemarin mendorong Bokori, itu berat. Kalau misalnya pak Ruksamin mengatakan kita mulai dari Labengki, itu juga berat, mari kita mulai dari Wakatobi,” jelasnya.
ARF menambahkan, alasan memulai pembangunan pariwisata dari Wakatobi, karena daerah kepulauan ini lebih dikenal di dunia. Sehingga menjadi pintu masuk untuk Sultra juga bisa bersaing di pasar wisata internasional.
“Apalagi bumi anoa ini memilki potensi pariwisata dan budaya yang sangat kaya,” tambahnya.
Laporan: Ikas Cunge