TenggaraNews.com, KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menunjukkan potensi besarnya sebagai salah satu daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia.
Sebagai bukti komitmen dalam memperkuat sektor ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara mengambil langkah strategis dengan menginisiasi penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Program Pengembangan Ekonomi Daerah yang difokuskan pada komoditas kakao.
Acara penting ini berlangsung di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), wilayah yang dikenal sebagai salah satu penyumbang utama produksi kakao di Sultra.
Langkah ini merupakan bagian dari akselerasi Program Pengembangan Ekonomi Daerah tahun 2025, mengingat Sultra selama 15 tahun terakhir menempati posisi
sebagai provinsi kedua terbesar penghasil kakao nasional.
Dalam MoU tersebut, kolaborasi melibatkan berbagai pihak penting, mulai dari Industri Jasa Keuangan (IJK) yang diwakili oleh Bank Mandiri, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulawesi Tenggara, PT BPR Bahteramas Konawe Selatan, hingga perwakilan offtaker PT Comextra Majora dan kelompok tani Kecamatan Lalembuu.
Kepala OJK Sultra, Bismi Maulana Nugraha, dalam sambutannya menegaskan bahwa momen ini adalah titik awal yang krusial untuk memperluas akses pembiayaan,
meningkatkan produktivitas, dan menguatkan pengembangan ekonomi daerah melalui sektor kakao.
“Penandatanganan Nota Kesepahaman ini merupakan momentum strategis dalam memperluas akses keuangan, mendorong produktivitas, dan
memperkuat pengembangan ekonomi daerah, khususnya melalui sektor pertanian kakao yang menjadi salah satu komoditas unggulan Sulawesi Tenggara bahkan di tingkat nasional,” ujarnya.
Hadirnya PT Comextra sebagai offtaker menjadi nilai tambah besar dalam skema ini.
Perusahaan tersebut tidak hanya memberikan kepastian pasar bagi petani, tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan kualitas produksi lewat bimbingan teknis yang berkelanjutan.
Dengan begitu, para petani tidak hanya memperoleh jaminan pembelian hasil panen, tetapi juga mampu meningkatkan mutu kakao yang dihasilkan sehingga
sesuai dengan standar yang diharapkan pasar.
MoU ini dirancang untuk memberikan manfaat maksimal bagi seluruh pemangku kepentingan. Petani kini dapat mengakses pembiayaan yang lebih mudah, aman, dan terjangkau, sekaligus mendapatkan peluang meningkatkan keterampilan budidaya
kakao.
Di sisi lain, Industri Jasa Keuangan memperoleh kesempatan memperkaya portofolio kredit produktifnya, memperluas basis nasabah, dan meningkatkan peran
intermediasi.
Sementara PT Comextra Majora memastikan pasokan kakao dari
Kecamatan Lalembuu memiliki kualitas yang konsisten dan membangun kemitraan
jangka panjang yang saling menguntungkan.
Selain penandatanganan MoU, rangkaian kegiatan juga mencakup sesi edukasi dan
bimbingan teknis yang sangat penting.
Dalam sesi edukasi keuangan, Kepala Bagian Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan OJK Sultra, Shintia Wijayanti Putri
Purnamasari, mengingatkan masyarakat untuk selalu memanfaatkan fasilitas
keuangan resmi agar terhindar dari praktik pinjaman berbunga tinggi yang merugikan.
Hal ini sejalan dengan upaya OJK untuk meningkatkan inklusi keuangan di daerah.
Petani juga mendapatkan pelatihan langsung dari perwakilan PT Comextra Majora mengenai teknik menanam dan pengelolaan pascapanen.
Dengan metode ini, diharapkan hasil panen kakao tidak hanya unggul dari segi kuantitas, tetapi juga kualitas, sehingga mampu memenuhi standar tinggi yang dibutuhkan perusahaan
offtaker.
Dalam kesempatan ini juga dilakukan peninjauan ke lokasi budidaya kakao milik petani di lahan seluas 20 Ha yang telah dibiayai oleh PT Bank Mandiri dan ke depannya akan terus ditingkatkan dengan adanya penandatanganan kesepakatan
bersama para pihak.
Melalui sinergi yang kuat antara OJK Sultra, perbankan, perusahaan pengolah kakao, dan petani lokal, Sulawesi Tenggara bertekad mengangkat sektor kakao sebagai
penggerak utama ekonomi daerah.
Program ini bukan hanya soal angka produksi, melainkan juga soal membangun masa depan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan
bagi seluruh pelaku di sektor pertanian kakao.
Laporan : Kas
Editor : Tam









