TenggaraNews.com, WAKATOBI – Anggota DPRD Kabupaten Wakatobi meminta kepada pihak kepolisian agar menindaki penyebar informasi bohong alias hoax dan penimbunan beras di Wakatobi, di tengah serangan wabah virus corona saat ini.
Politisi Partai Golkar, Arman Alini mengungkapkan, di tengah sibuknya dan kehati-hatian pemerintah dalam menangani upaya pencegahan penyebaran virus corona, publik tentu dibuat panik dan khawatir dengan adanya penyebaran hoax. Olehnya itu, polisi harus mengambil tindakan terhadap penyebar informasi bohong tersebut.
“Itu hal-hal sederhana, tetapi bisa membuat orang panik juga,” ungkap Arman Alini, dalam rapat kordinasi Tim Satuan Gugus Penangan Penyebaran Virus Corona, Kamis 26 Maret 2020.
Di tempat yang sama, Politisi Partai Golkar lainnya, Muh. Ali menegaskan, persoalan kenaikan harga beras juga harus menjadi perhatian penting pihak-pihak terkait.
Pasalnya, ketersediaan bahan pangan beras masih mencukupi kebutuhan masyarakat sehari-hari, lantas mengapa harus ada kenaikan harga.
“Bicara tentang ketersediaan kita, masih mencukupi selama dua bulan kedepan. Kemudian, kenapa dia langkah. karena dalam hukum ekonomi kita sederhana saja, kalau banyak barangnya tidak mungkin dia langkah, kalau barang itu tersedia di pasar berarti mungkin saja pasokannya banyak, tapi kondisinya saat ini dia langka di pasar,” beber mantan Ketua DPRD Kabupaten Wakatobi itu.
Menurutnya, di tengah kewaspadaan virus corona, Pemda dan Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) juga harus hadir dalam upaya mengontrol harga Sembako, apalagi dalam waktu dekat sudah akan memasuki bulan puasa.
Untuk itu, Muhamad Ali berharap kepada kepolisian setempat agar menindak tegas setiap orang yang melakukan penimbunan bahan pagan.
“Dibeberapa tempat itu harga beras cukup besar peningkatanya, nah ini kan bukan lagi inflasi harga, tapi sudah menjadi bencana kedua setelah Covid-19. Oleh karena itu, kita minta kepada pihak terkait agar ditindak dengan tega bagi mereka yang melakukan penimbulan alat-alat kesehatan dan kebutuhan pokok, tidak ada toleransi maupun istila beking atau apapun itu namanya,” tegas Muhammad Ali.
Lebih lanjut, Muhammad Ali menambahkan, sangat miris dan menyedihkan, di tengah-tengah bencana, masih ada yang menarik keuntungan.
Laporan : Syaiful