TenggaraNews.com,MUNA – Memasuki H+3 lebaran pantai Meleura yang berada di desa Lakarinta, Kecamatan Loghiya, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) dibanjiri ratusan wisatawan lokal.
Miniatur raja ampat itu menjadi salah satu pilihan alternatif selain pantai Napabale dan pemandian air tawar Motonuno yang letaknya tidak berjauhan.
Selain pengunjung memanjakan matanya dengan keindahan lautnya yang biru. Warga setempat juga menyediakan sejumlah perahu yang diperuntukkan sebagai alat transportasi untuk menjelajahi keindahan alam disekitar pantai Meleura.
Salah satu pengunjung asal kota Raha, Entoz mengatakan, pantai Meleura memiliki keunikan tersendiri sebab disamakan dengan raja ampat yang ada di Papua. Tak heran jika banyak wisatawan lokal yang berbondong-bondong bersama keluarga untuk menikmati keindahan alamnya.
Selain itu, Pantai Meleura kini memiliki beberapa permainan seperti banana boat dan flaying fox. Hanya saja hari ini flaying fox tidak difungsikan padahal permainan itu bisa memacu adrenalin pengunjung, bisa melatih keberanian dan ketegasan dalam mengambil keputusan.
“Bagus sih kalau permainan ini diaktifkan, kalau banana boat sudah oke, kalau bisa di hari raya besar seperti sekarang ini diadakan lebih dari satu, biar tidak antri gitu,”jelas orang Muna itu yang berdomisi di kota Jakarta.
Yang perlu diperhatikan juga lanjut dia, adalah masalah sampah. Sebab pemandangan tak lazim itu dipertontonkan sehingga mengurangi nilai plus bagi para pengunjung.
“Pengelola maupun pengunjung itu harus mengetahui dampak dari penumpukan sampah di area tempat wisata, selain pencemaran ekosistem laut juga membuat banyak orang menjadi tidak nyaman. Saran saja sih kalau bisa tempat sampah itu disediakan,”jelasnya.
Harapannya, pihak pengelola ataupun pengunjung agar memperhatikan dan menjaga keindahan alam pantai Meleura agar menarik wisatawan domestik terlebih wisatawan mancanegara.
“Ini salah satu ikon dari Kabupaten Muna. Jelas kita sebagai perantau akan memperkenalkan juga kepada orang diluar sana. Bahwa di Muna itu, ada pantai yang mirip seperti raja ampat,”katanya.
Ia menambahkan, yang maju saat ini adalah tidak adanya para pengunjung atau warga lokal yang mengkonsumsi alkohol di tempat wisata secara terang-terangan.
“Beda seperti dulu, banyak yang mengkonsumsi miras secara terang-terangan dan endingnya kacau. Semoga ini terus ditingkatkan,”pungkasnya
Laporan : Phoyo