TenggaraNews.com, KENDARI – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Musyawarah Provinsi (Musprov) ke 2 di Kota Kendari, Sabtu, 11 Juni 2022.
Pembukaan Musprov II (dua) HKTI Sultra dihadiri oleh wakil ketua DPP HKTI, Ir. Dody Imron Cholid, MS dan rombongan mewakili Ketua Umum DPP HKTI, Jendral TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko, S.I.P.
Hadir pula Pj. Sekda Provinsi Sultra, Asrun Lio mewakili Gubernur Sultra, Ali Mazi, S.H, perwakilan Danrem 143/HO, Ketua DPD HKTI Sultra, H. Muh. Sabri Manomang, S.E., MM, dan Mayjen TNI (Purn) Andi Simangerukka.
Ketua Umum DPD HKTI Sultra, Sabri Manomang dalam sambutannya mengatakan, HKTI Sultra sudah melakukan konsolidasi di beberapa Kabupaten di Sultra.
Ia berharap, ditangan Ketua DPD HKTI Sultra yang akan terpilih nanti program-program kerja HKTI dapat dijalankan dengan baik dan menjadi percontohan bagi HKTI di daerah-daerah lain.
“Mudah-mudahan yang kita percaya di Musprov ini akan memilih seorang ketua yang akan membawa HKTI Sultra lebih maju lagi, dan saya yakin dan percaya HKTI di Sultra yang akan datang akan berjaya dan akan maju,” kata Sabri Manomang di Kendari, Sabtu, 11 Juni 2022.
Di tempat yang sama, Pj. Sekda Provinsi Sultra, Asrun Lio membacakan sambutan Gubernur Sultra, Ali Mazi menyampaikan apresiasinya terhadap HKTI Sultra yang melaksanakan Musprov ke II hari ini.
“Tentu ini merupakan momentum strategis, karena Musprov HKTI Sultra mempunyai arti yang penting dalam menunjang kelangsungan jalannya organisasi,” kata Gubernur Sultra, Ali Mazi dalam sambutannya yang dibacakan oleh Pj. Sekda Sultra, Asrun Lio.
Gubernur menambahkan, Musprov HKTI Sultra merupakan instrumen organisasi untuk memperoleh individu-individu yang memiliki kompetensi dan itikad baik sebagai pengurus organisasi.
Melalui Musprov ini juga diharapkan HKTI Sultra dapat melahirkan pengurus yang mampu berdiri mewakili kelompok unsurnya serta memiliki integritas yang tinggi dalam memajukan organisasi dan diharapkan semakin meningkatkan kesejahteraan petani di Sultra.
Gubernur Ali Mazi melalui Asrun Lio mengungkapkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra memberikan perhatian yang sangat besar terhadap sektor pertanian.
Hal ini dilatarbelakangi oleh sebagian besar penduduk Sultra menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
“Program-program sektor pertanian setiap tahun terus diperhatikan, mulai dari pembangunan sumberdaya manusia petani, fasilitasi pendanaan hingga pembangunan infrastruktur produksi pertanian,” ungkap Gubernur.
Lebih rinci, Gubernur menjelaskan bahwa pemerintah telah merehabilitasi jaringan irigasi pertanian tersier tahun 2020 untuk lahan seluas 4.975 hektar dan irigasi sekunder sepanjang 624 meter serta pembuatan 14 embung pada tahun 2020.
Selain itu juga di lakukan pengembangan padi inbrida seluas 20.000 hektar, padi lahan kering 440 hektar, padi organik 130 hektar, pengembangan ubi kayu seluas 1000 hektar, jagung hibrida 22.305 hektar dan shorgum seluas 100 hektar.
Pengembangan padi inbrida kembali dilakukan pada tahun 2021 pada lahan seluas total 23.750 hektar pada 10 kabupaten kota se Sultra.
Dijelaskan Gubernur, Kabupaten Konawe menjadi wilayah pengembangan terbesar dengan luas 6000 hektar lahan di susul Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Kolaka, Kolaka Timur dan Bombana dengan yang mengembangkan padi inbrida seluas masingmasing 5000 hektar.
Tidak hanya itu, sesuai dengan kondisi tanah, alam dan cuaca wilayah Sultra yang kering, Pemprov Sultra mengembangkan padi lahan kering seluas 6.650 hektar serta padi biofortifikasi atau padi kaya gizi seluas 1000 hektar, dengan dukungan pembuatan 17 unit embung yang disertai pembangunan 138 unit jaringan irigasi tersier untuk pengairannya.
Sedangkan ubi kayu yang merupakan salah satu makanan pokok lainnya pada tahun 2021 juga dikembangkan pada lahan seluas 500 hektar.
Selain itu, Pemerintah Provinsi juga tidak mengabaikan sub sektor perkebunan dan hortikultura.
Hal ini disebabkan oleh Provinsi Sultra merupakan daerah penghasil beberapa komoditas andalan ekspor nasional.
“Alhamdulillah, perhatian tersebut telah membuahkan hasil, yaitu kesejahteraan petani di Sultra terus mengalami peningkatan,” ucapnya.
“Hasil ini ditunjukan oleh nilai tukar petani provinsi sulawesi tenggara selama triwulan i tahun 2022, berada di atas nilai 100, diawali pada januari dengan indeks sebesar 100,79, dan pada bulan selanjutnya turun sebesar 0,28 persen lalu pada bulan maret naik sebesar 0,08 persen menjadi 100,58. kondisi tersebut secara umum menunjukkan nilai yang diterima petani dari komoditas pertanian naik lebih besar dibandingkan kenaikan nilai yang dibayar petani untuk barang/jasa konsumsi dan biaya produksi,” lanjutnya.
Laporan : Rustam