TenggaraNews.com, KENDARI – Laju pertambahan jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di Sulawesi Tenggara (Sultra) sangat mencengangkan. Hingga Kamis 16 April 2020, jumlah yang positif terinfeksi virus tersebut sudah mencapai 27 orang.
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Ir. Hugua mengingatkan Gubernur Sultra untuk segera mempersiapkan langkah–langkah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), khususnya di Kota Kendari yang memegang rekor tertinggi yaitu 21 dari 27 orang yang positif corona.
Hal ini, lanjut Hugua sangat mendesak mengingat hanya kurang dari sepekan laju pertumbuhan orang yang positif Covid-19 meningkat tajam hingga mencapai 85 persen.
“Coba lihat data, pada 11 April 2020 jumlah yang positif corona baru 17 orang meningkat tajam menjadi 27 orang pada 16 April 2020. Ini kan meningkat tajam 85 persen hanya dalam 5 hari,“ herannya, Kamis 16 April 2020.
Lebih lanjut, Ketua Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Sultra ini juga mengingatkan, bahwa laju pertumbuhan pandemik seperti ini selalu mengikuti hukum derat ukur bukan deret hitung . Jadi, mesti ada langkah-langkah darurat dari sekarang, sebab kalau tidak, nanti sudah terlambat mengingatkan.
Ketua GIPI Sultra ini juga menambahkan, bahwa Pemda perlu segera mempersiapkan pusat isolasi (isolation center) di Kendari sebelum PSBB diberlakukan. Pusat isolasi mendesak, karena makan waktu untuk mempersiapkannya perlu modifikasi ruang pemeriksaan, ruang isolasi sementara, ruang aparat medis, ruang pengunjung dan ruang lainya.
Hugua menambahkan, bahwa pusat isolasi ini berfungsi sebagai pusat penampungan awal untuk pasien mendapatkan pemeriksaan dini, sebelum yang bersangkutan dirujuk ke rumah sakit rujukan atau isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Disamping hal tersebut, lanjut mantan Bupati Wakatobi dua periode ini, penyediaan fasilitas akomodasi buat aparat medis, pengadaan alkes seperti ventilator, rapid test , APD, obat obatan dan kebutuhan lainnya yang juga harus terus dipenuhi.
“Persiapan yang sama juga mestinya sudah perlu dilakukan oleh para bupati dan walikota di Sultra, tentu dengan kondisi yang sesuai dengan kebutuhan masing masing daerah,” tambahnya.
Hugua mengapresiasi langkah cepat Gubernur Riau yang meminta status PSBB dari Menteri Kesehatan RI sekitar seminggu yang lalu, meskipun jumlah yang positif corona di daerah tersebut baru mencapai belasan orang.
“Beliau paham kecepatan eskalasi virus ini yang meluas sangat cepat,” jelasnya.
Ketua Asosiasi Pemda Maritim 6 Negara CTI , Maritim Local Government Network within Coral Triangle Initiative (LGN-CTI) ini menyambut baik Surat Edaran Wali Kota Kendari, No : 300/1254/200 tanggal 14 April 2020 perihal piket malam soal kantibmas di kantor pemerintah oleh ASN lingkup Pemda Kota Kendari.
“Hal ini menjadi langka penting sebelum PSBB diberlakukan,” ujarnya.
Hugua juga meminta kepada Wali Kota Kendari membuat surat instruksi untuk mewajibkan semua lurah, guna mengaktifkan kembali Sistim Keamanan Lingkunagn (Siskamling) di lingkungan RT.
Menurutnya, Siskamling adalah sistim gotong royong yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat, dan terbukti suskes menekan angka kriminal secara signifikans pada zaman orde baru.
“Tinggal Pak RT sebagai koordinator Covid-19 membuat daftar ronda selama 24 jam, memastikan warga baru yang bermukim di lingkungan RT dan memeriksa suhu tubuhnya, merujuk ke rumah sakit jika mencurigakan, mengawasi dan secara gotong royong menjamin kebutuhan dasar serta kemanan warga tersebut selama isolasi mandiri, sehingga tidak menularkan virus ke tetangga,” katanya.
Menurut Ketua Bidang kebijakan Publik BPP PHRI Pusat ini, hal yang terpenting adalah memobilsasi sumber daya lokal untuk menjamin Siskamling berjalan berkelanjutan, sehingga akan sangat membantu APBD.
“Kalau ini berjalan efektif, maka saya yakin Kota Kendari menjadi percontohan dalam penanganan Covid-19 di Indonesia,” tutupnya.
Laporan: Ikas