TenggaraNews.com, MUNA – Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 7 Lasalepa, La Tombo merasa dijebak atas peristiwa yang menimpa dirinya. Menurutnya, tidak ada penggrebekan yang dilakukan oleh warga Bonea, Kecamatan Lasalepa, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Sabtu 8 Oktober 2022, sekira pukul 21.40 Wita bersama seorang janda berinisial D.
Kata dia, pada saat kejadian ia sama sekali tidak melakukan apa-apa seperti yang dipikirkan warga sekitar. Apalagi saat itu diluar kantor, banyak pekerja yang lembur. Diantaranya dari mereka sedang bersama warga ikut melakukan pesta minuman keras (miras) sejak sore hari.
Diceritakannya, awalnya D menelpon menanyakan posisinya. Karena lapar, ia meminta tolong kepada D untuk membelikan makanan (Nasi goreng) di kota Raha. Namun karena saat itu hujan rintik, maka D hanya membelikan gorengan kemudian gorengan itu dibawanya ke sekolah bersama anaknya, lalu ia pulang.
Sesaat kemudian D kembali menelpon untuk menawarkan kopi, karena mau, ia pun membawanya di kantor sendirian.
“Dia tawarkan saya kopi untuk minum bersama pisang gorengnya. Tidak mungkin saya melakukan hal-hal yang mencoreng nama baik lembaga, apalagi banyak orang diluar yang melihatnya masuk mengantarkan kopi didalam ruangan. Sebenarnya yang salah, karena pintu tertutup, tapi tidak dikunci seperti yang dikatakan oleh narasumber disebuah pemberitaan,”ujarnya, Selasa 11 Oktober 2022.
Lanjutnya, setelah beberapa lama berada didalam ruangan kemudian ada bunyi lemparan memakai batu sebanyak dua kali mengenai atap sekolah.
“Saya keluar sendiri karena ada lemparan, bukan digrebek. Saat itu ribut, lalu saya mengunci pintu. Jadi wanita itu saya biarkan berada didalam ruangan. Saya kunci ruangan karena takut, sebab didalamnya banyak inventaris kantor seperti laptop dan komputer. Setelah itu, saya mengamankan diri dirumah ketua RT, hal itu saya lakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. yang jelas masalah itu sudah clear, diurus secara adat,”ucapnya.
Peristiwa yang menimpa dirinya kata dia, ada unsur politisasi dari warga Bonea yang sudah dikantongi identitasnya. Sebab ada rencana, setelah pensiun pada 2023 mendatang dirinya akan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
“Orangnya saya sudah tahu. Sepertinya dia mau menjebak saya, dia sengaja ingin mencelakaiku karena rencananya saya akan maju Caleg 2024 mendatang,”katanya.
Terkait dirinya akan di non job, kata dia, sebaiknya Dinas Diknas Kabupaten Muna melakukan investigasi terlebih dahulu, biar nampak kejelasannya.
“Jika benar maka resikonya sudah jelas dan saya siap menerimanya,”akunya.
Ditempat yang sama keluarga D yang juga sebagai Kepala sekolah SDN 1 Lasalepa, La Ato menjelaskan, setelah mengetahui peristiwa yang menimpa keluarganya ia mencoba mengumpulkan sejumlah informasi kepada warga juga kepada D.
Dari informasi yang diberikan D kalau dia hanya mengantarkan gorengan kepada La Tombo. Namun yang menjadi fatal dan timbul kecurigaan warga adalah karena pintu diruangan kantor tertutup.
“Jadi saya tidak mau terlibat didalamnya, kalau memang salah ya salah siapapun itu, baik keluarga ataupun anak. Yang saya tahu saat ini, masalah tersebut sudah diurus secara kekeluargaan,”tutupnya.
Laporan : Phoyo