TenggaraNews.com, BUTON UTARA – PT. Energi Komoditi Lintas Benua (EKLB) yang bergerak di bidang komoditi perkebunan mengembangkan sayap usahanya ke Provinsi Sulwesi Tenggara (Sultra).
Dari 17 kabupaten/kota di Provinsi Sultra, Kabupaten Buton Utara (Butur) dipilih perusahaan tersebut sebagai satu-satunya daerah yang akan menjadi pilot project.
Proses launching yang akan dimulai pada Juni 2019 mendatang, dilaksanakan secara serentak dienam kabupaten di Indonesia, yakni Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Nganjuk, Bangka Induk dan Butur.
Untuk memastikan kesiapan Pemerintah Daerah (Pemda) Butur sebagai sasaran pertama proyek ini, CEO EKLB, H. Hendra Irawan Firmansyah bersama tim kerja EKLB di Sultra telah berkunjung ke Butur, Rabu 15 Mei lalu.
Melalui pertemuan bersama Bupati Butur, Abu Hasan, CEO EKLB memaparkan mekanisme kerja perusahaannya tersebut, dan proyeksi keuntungan yang akan didapatkan suatu daerah setelah investasi EKLB berjalan. Tak hanya kepada bupati, penjelasan sistem kerja tersebut juga dilakukan di hadapan para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat dan kepala desa.
Dalam pemaparannya, pria yang akran disapa Irawan ini menjelaskan, bahwa secara nasional EKLB akan berinvestasi pada enam jenis komoditi yakni kelapa, kopra, lada, cengkeh, jagung dan kakao.
Irawan juga menjelaskan, kehadiran EKLB akan menjadi kekuatan bagi suatu daerah, dalam menerobos sejumlah kendala yang selama ini mejadi masalah dalam mengembangkan suatu komoditi.
“Kehadiran EKLB membawa empat keunggulan, yakni jaminan pasar, jaminan harga, kualitas dan tenaga ahli. Semua itu kami punya. Jadi kami jamin pasarnya, harganya, kualitasnya dan kami punya ahlinya,” beber Irawan.
Lebih lanjut, dia menerangkan, EKLB akan melakukan pengembangan industri terhadap satu komoditi mulai dari hulu sampai hilir, yakni mulai dari proses pengolahan hingga pasaca panen secara organik dengan pendekatan kawasan.
“Setiap kawasan minimal 6000 hektare lahan dan 8000 petani, setiap kawasan dibagi dalam empat wilayah sentra produksi komoditi, dan setiap wilayah akan dibangun pabrik pupuk organik yang pengelolaannya melibatkan masyarakat setempat,” terang Irawan.
Di Butur, kata dia, EKLB akan mengembangkan komoditi kelapa dalam, milik petani yang telah produktif. Pihaknya akan mendatangkan ahli dari luar negeri untuk membuat analisis mengenai sistim pengelolaan yang tepat, dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas agar produksi kelapa di Butur dapat disesuaikan dengan permintaan pasar.
Bupati butur menyambut baik kehadiran EKLB di daerah yang dipimpinnya. Ia mempersilakan EKLB untuk melanjutkan rencana investasinya di Butur, dan telah memerintahkan seluruh jajarannya untuk memberi dukungan semaksimal mungkin terhadap investasi tersebut.
“Terima kasih. Silahkan, kita sambut baik dan mendukung sepenuhnya,” kata Abu Hasan kepada tim EKLB di ruang kerjanya.
Untuk diketahui, EKLB yang berkedudukan di Jakarta Selatan dan bergerak di bidang industry komoditas dunia melalui jalur pasar lelang, dengan negara tujuan Singapura, Thailand, Filipina, Korea Selatan, Jepang dan Timor Leste.
Khusus di Sultra, yang masuk dalam list rencana awal pengembangan komoditi EKLB adalah Butur (Kelapa), Muna (Jagung), Bombana (Kelapa) dan Konawe (Lada). Untuk pengembangan setiap komoditi, EKLB akan mengucurkan anggaran miliaran rupiah setiap bulannya.
Sumber: sultratopzone
Editor: Ikas