TenggaraNews.com, KENDARI – Masyarakat asal Kabupaten Konawe Utara (Konut) yang tergabung dalam Dewan Pengurus Cabang (DPC) Indonesia Shiping Agen Asosiation (ISAA) dan Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Sulawesi Tenggara (Sultra) demonstrasi di kantor cabang PT. Antam Tbk yang terletak di Jalan Chairil Anwar, Kelurahan Wua – Wua, Kecamatan Wua – wua pada Kamis, 23 Februari 2023.
Pantauan dari wartawan Tenggaranews.com, terlihat ratusan massa aksi masih menunggu pihak dari PT Antam Tbk untuk meminta penjelasan dari tuntutan mereka.
Sebelum menduduki kantor Antam, massa aksi dari Konut itu sempat ricuh, akibat dari aparat kepolisian yang terus mengamankan kantor tersebut.
Ketua DPC ISAA Sultra, Albar Sanggo mengatakan, masyarakat Konut meminta agar PT. Antam Tbk mengikutsertakan dan membuka ruang kerja sama kepada pengusaha lokal di bidang keragaman kapal yang tergabung dalam DPC ISAA Konawe Utara.
“Di sana kan banyak pengusaha lokal, banyak masyarakat yang bekerja sebagai nelayan, mereka melakukan monopoli sehingga banyak air yang tercemar atas lumpur nikel yang mereka exporisasi. Olehnya itu kami meminta agar Antam segera memberdayakan perusahaan lokal yang berada di Konawe Utara,” ujarnya.
Menurutnya, hal tersebut selaras dengan Peraturan Menteri (Permen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor : 05/MBU/04/2021 tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan BUMN.
Sementara itu, Ketua ABMI Konawe Utara, Alfian Tajudin turut meminta kepada PT Antam Tbk Konawe Utara untuk memberikan ruang bekerja APBMI di tersus PT Antam Tapunopaka.
“Terkait aktivitas PT Antam di Tapunopaka, kami meminta agar Antam untuk mengklarifikasi IUP PT Antam SK 15 yang sudah pernah dicabut yang dimenangkan oleh DIPM Harita,” jelasnya.
Hingga saat ini masa aksi dari masyarakat Konut yang tergabung dalam ASSI Sultra dan APBMI Konawe Utara masih menduduki kantor tersebut.
Laporan : Munir
Editor : Rustam