TenggaraNews.com, KENDARI – Malang benar nasib SA (7), siswi kelas 1 di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Kendari mengalami kekerasan seksual, yang dilakukan seorang pemuda asal Desa Onewila, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel).
Kejadian memilukan tersebut dialami korban saat sedang sendiri di kediamannya, karena saat itu, kedua orang tuanya tengah menghadiri undangan syukuran tetangga, pada 9 November 2017 lalu sekira pukul 19.00 Wita. Hal tersebut diungkapkan Ar (32), ayah korban saat disambangi di kediamannya.
Kepada TenggaraNews.com, Ar bercerita soal kekerasan seksual yang dialami anaknya. Berdasarkan pengakuan korban kepada orang tuanya, pelaku yang diketahui identitasnya He (22) melancarkan aksi bejatnya saat kondisi kost sedang sepih, saat itu SA sedang mandi di WC umum, kemudian He tiba-tiba masuk dan mengunci pintu lalu mengalirkan air dari krang.
“Katanya, anak saya diangkat di atas bak, baru dia lakukan mi itu (kekerasan seksual). Setelah itu, dia kasi tau anakku agar jangan bilang ke saya dan ibunya,” beber ayah korban, Minggu 19 November 2017.
Ar menambahkan, keesokan harinya pelaku pamitan untuk pulang kampung. Dirinya sempat menahan He agar menunggu waktu gajian baru pulang, namun pelaku ngotot untuk meninggalkan kediaman orang tua korban, sembari mengatakan tak ada masaalah soal gaji, kapan pun dia bisa kembali kalau sudah membutuhkan uang tersebut.
“Saya juga tidak manaru curiga waktu itu, karena saya sudah anggap pelaku ini seperti anakku sendiri. Tapi tak disangka, ternyata ada kelakuan busuk yang dia lakukan terhadap anak saya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ar menjelaskan, hal tersebut baru diketahui setelah delapan hari pasca kejadian. Ketika korban merintih kesakitan saat buang air kecil, sontak ibu korban menghampiri anaknya, dan kaget melihat bagian sensitif sang anak mengeluarkan darah. Kemudian, korban diangkat masuk ke dalam rumah, dan ditanyai organ tubuh mana saja yang sakit, dengan polosnya anak di bawah umur itu menjawab bahwa hanya pada bagian kelamin yang dirasakan sakit.
Merasa cemas, kemudian ibu korban menyampaikan kondisi anaknya itu kepada tetangga. Setelah diintrogasi, korban kemudian mengaku bahwa dirinya mengalami kekerasan seksual. Saat ditanya siapa yang melakukannya, SA menyebut He sebagai pelaku rudapaksa tersebut.
Pasca mengalami kekerasan seksual tersebut, kini korban merasakan trauma berat. Siswi SD itu enggan menemui dan berkomunikasi dengan orang yang baru dikenalnya. Bahkan, sudah sepekan lebih korban tak masuk sekolah, karena kondisi fisiknya masih lemah.
Untuk diketahui, selama ini pelaku tinggal serumah dengan keluarga korban, karena pelaku merupakan anak buah (kuli) ayah korban.
Hal ini pun sudah dilaporkan keluarga korban kepada pihak kepolisian, agar pelaku segera ditangkap dan diberikan hukuman sesuai dengan kejahatannya.
Laporan: Ikas Cunge