TenggaraNews.com, MUNA – Bakal calon (Balon) Bupati Muna, LM. Baharuddin blak-blakan menyampaikan maksud dan tujuannya untuk kembali maju menjadi orang nomor satu di Bumi Sowite.
Mantan Bupati Muna itu membeberkan, bahwa ada beberapa masalah besar yang dikeluhkan oleh masyarakat Kabupaten Muna berdasarkan hasil survey Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI pada saat pemerintahannya, diantaranya pasar modern dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
“Dari sepuluh masalah tersebut, dua diantaranya pasar dan RSUD. Ketika menjabat sebagai bupati inilah yang menjadi perhatian kami, namun pada saat itu kami lebih fokus pada penyelesaian hutang Pemerintah Daerah (Pemda) yang tidak tuntas di masa lalu, jumlahnya kurang lebih Rp98 miliar maka jadinya terhambat. Srmentara Pendapatan Asli Saerah (PAD) kala itu masih sangat kecil sekitar Rp14 miliar,” ungkap Dokter, sapaan akrabnya, Rabu 19 Februari 2020.
Dia juga mengatakan, ketika meninggalkan jabatannya sebagai orang nomor satu di Kabupaten Muna, masalah pasar dan RSUD belum tuntas. Olehnya itu, dirinya berharap banyak kepada Pemda saat ini agar bisa melanjutkannya dengan memakai azas pembangunan yang berkelanjutan.
“Saya lihat keduanya disentuh namun tidak substansial, RSUD misalnya ada pembangunan pagar, taman dan parkiran, itu sih penting tapi jauh yang lebih penting di RSUD itu adalah tandon air dan gardu listrik agar sarana yang memakai listrik tidak macet,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Dokter, masalah water treatment atau pengolahan air limbah juga jadi persoalan yang dihadapi RSUD. Dimana, limbah tersebut di buang ke sungai. Padahal menurut dia, konsep awalnya tidak seperti itu, yang seharusnya diolah menggunakan alat water treatment.
“Selain itu, masalah alat-alat kedokteran kalau semua sudah ada barulah berpikir bagaimana taman, parkiran dan pagarnya. Olehnya, melihat yang substansial tidak tersentuh itulah yang menyebabkan saya terpanggil untuk maju kembali sebagai penentu kebijakan di Muna,” katanya.
Ditambahkannya, mengenai persoalan pasar yang seharusnya diperbaiki kekurangannya, bukan malah ditinggalkan, karena itu adalah kebutuhan bagi masyarakat Kabupaten Muna. Sebab, tanpa pasar maka suatu daerah itu dapat dikatakan tidak berkembang.
“‘Jadi itu adalah kebutuhan, bukan kebutuhan politik akan tetapi itu merupakan kebutuhan dari masyarakat. Yang saya lihat banyak program yang ditinggalkan, padahal itu bukan kepentingan pribadi, itulah yang membuat saya harus tampil kembali untuk menuntaskan semua program yang tidak disentuh substansinya,” tandasnya.
Laporan: Phoyo