TenggaraNews.com, WAKATOBI- Masyarakat adat Liya, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) punya tradisi unik yang sudah dilakukan turun temurun sejak zaman dahulu yaitu Posepa’a yang membuat tegang para penontonnya.
Posepa’a berasal dari kata Posepe’a yang diartikan pada zaman dulu sebagai lawan perang.
Tradisi Posepa’a adalah pagelaran latihan perang tanpa menggunakan senjata apapun atau kehabisan amunisi pada saat peperangan sedang berlangsung.
Posepa’a dilakukan dengan cara saling menyerang menggunakan kaki antara masyarakat Liya yang tinggal di dataran tinggi melawan masyarakat Liya yang tinggal di dataran rendah atau pesisir.
Tradisi ini dimainkan dengan cara berpegangan tangan, antara satu orang dengan satu orang lainya dari masyarakat dataran tinggi, melawan pasangan lainya dari masyarakat dataran rendah yang juga saling berpegangan tangan, atau disebut dalam bahasa lokalnya ‘Ndai’ (dua orang laki-laki yang saling berpegangan tangan).
Uniknya, pada saat pementasan tradisi Posepa’a ini semua orang dapat dikategorikan sebagai pemain, ketika antraksi berlangsung dan jika anda memasang kode dengan saling berpegangan tangan, disaat itulah setiap orang akan dikategorikan sebagai orang yang siap menyerang dan siap diserang.
Begitu pula sebaliknya proses posepa’a sedang berlangsung ketika anda melepas pegangan tangan, saat itu pula anda akan dianggap sebagai penonton atau hanya ingin menyaksikan tradisi Posepa’a itu.
Permainan Posepa’a membutuhkan strategi dan taktik, salah satunya dengan berpegangan tangan, sebab dalam posisi berpegangan tangan anda akan mendapatkan posisi berdiri yang kokoh dalam situasi kerumunan banyak orang dan ruang yang sempit karena saling berdempetan.
Dahulu Posepa’a ini digelar sejak awal Ramadhan, tujuannya untuk melatih emosional dan ketenangan jiwa disaat kondisi fisik dalam keadaan haus dan lapar yang dimaknai sebagai latihan perang disaat kondisi sedang kehabisan makanan dan minuman yang harus dihadapi dengan ketenangan dan pengontrolan emosi melawan musuh.
” Karena momen yang tepat untuk melatih fisik disaat bulan puasa itu, disaat kondisi fisik lemah mereka menggunakan itu sebagai waktu latihan, inilah salah satu latihan yang berat. kalau dia berlatih di momen lain belum tentu pada kondisi kelaparan kehausan dia akan bisa, tetapi karna mereka diuji dimomentum Kondisi fisik yang kemah maka mereka sudah terbiasa, melatih fisik termasuk hubunganya dengan puasa adalah melatih diri, ” kata tokoh masyarakat setempat Wong Agung pada Rabu, 2 April 2025.
Jika dalam permainan Posepa’a pemain tidak jelih dan tidak mengontrol diri maka akan berakibat fatal, sebab jika tidak bisa membaca situasi anda akan mendapat serangan tendengan yang kuat pada area tubuh yang sensitif dan bisa membuat anda menjadi pingsan di arena.
Selain itu, Posepa’a juga ada kondisi yang tidak terbaca yang disebut ‘Sobhoti’ yaitu serangan lawan secara tiba-tiba dari luar lawan yang dihadapi, ini dimaknai sebagai latihan Kondisi perang adanya serangan lawan yang tidak nampak atau serangan dari musuh yang bersembunyi.
Oleh sebab itu, pasangan anda yang disebut ‘Ndai’ itulah yang akan mengingatkan anda, sebab ‘Ndai’ bukan hanya membuat anda berdiri kokoh, dan leluasa bergerak, tetapi selain untuk saling melindungi juga berfungsi sebagai orang yang mengingatkan anda untuk melihat situasi lawan disaat anda menggebu-gebu.
Ada dua jenis tendangan yang sering digunakan oleh pemain Posepa’a yang dikategorikan sebagai tendangan mematikan dan jika itu tepat mengenai sasaran biasanya membuat lawan pingsan yaitu ‘hekafi’ dan ‘bhagaigu’
‘Hekafi’ adalah posisi menyerang dengan kuda-kuda berdiri bagian tubuh depan menghadap musuh, sedangkan ‘Bhagaigu’ adalah posisi kuda-kuda dengan menghadapkan bagian belakang pada musuh, Kedua posisi ini mempunyai sasaran tendangan yang sama pada anggota tubuh lawan.
Perbedaanya, jika pemain melancarkan serangan dengan ‘Hekafi’ maka bagian tubuh lawan akan dikenai dengan ujung kaki pemain, sedang jika pemain melancarkan serangan dengan ‘Bhagaigu’ maka lawan akan dikenai dengan bagian tumit pemain.
Oleh sebab itu Posepa’a dianggap selain mengandung seni tradisi yang unik,juga dimaknai jika kita saling berpegangan tangan maka kita bisa menjadi kuat dalam menghadapi kondisi apapun.
Tradisi ini digelar di Lapangan Benteng Keraton Liya di depan masjid sebagai tempat berdirinya masyarakat yang tinggal di dataran rendah atau pesisir dan depan Baruga, sebagai tempat berdirinya masyarakat yang tinggal di dataran tinggi yang berada di Desa Liya Togo Kecamatan Wangi-wangi Selatan Kabupaten Wakatobi.
Laporan : Syaiful
Editor : Tam