TenggaraNews.com, KENDARI -Kepala Divisi Regional Bulog Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Laode Amijaya Kamaluddin mengatakan, harus ada regulasi yang mengatur tentang penggunaan gabah antarpulau dan antarprovinsi, sehingga harga beras tetap stabil.
“Kalau gabah Konsel dibawa di Kendari itu tidak jadi masalah, yang jadi masalah jika gabah Sultra dikirim di luar pulau Sultra itu yang menyebabkan kenaikan,” ujarnya saat ditemui di Kantor Gubernur Sultra, belum lama ini.
Menurutnya, kenaikan harga beras saat ini, disebabkan kerena transportasi, cuaca, dan perdagangan antarpulau.
Kenaikan tersebut, lanjut dia, karena gabah yang dibawa ke luar daerah setelah jadi beras dikirim lagi di Sultra, dan itu yang mengakibatkan harga tidak bisa turun.
“Jadi, rata-rata yang naik itu bukan beras medium tapi beras premium. Nah ini tadi karena gabahnya diambil, coba kalau gabahnya tidak diambil pasti beras tidak akan naik, sehingga bisa dikendalikan harga beras,” jelasnya.
Ia menambahkan, saat ini Sultra jadi sasaran penjual karena merupakan lumbung pangan padi terbesar setelah Sulsel, iklimnya pun berdekatan. Setelah habis masa panen Sulsel dilanjutkan dengan Sultra sehingga tidak putus.
“Olehnya itu, saya minta harus ada Pergub yang melarang penggunaan gabah antarprovinsi, supaya harga beras tidak mengalami kenaikan,” pungkasnya.
Laporan: Muhamad Isran