TNC, KENDARI – Kesibukan orang tua untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, kerap kali berdampak pada pola pertumbuhan anak. Bahkan, tak jarang anak diterlantarkan akibat para orang tua hanya fokus pada kesibukannya tersebut.
Kondisi seperti ini pun yang terjadi di Jalan Veteran, Kelurahan Bonggoeya Kecamatan Wuawua, Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Anak-anak di lingkungan tersebut nampak terlantar, karena orang tua mereka yang berprofesi sebagai pedagang di eks Pasar Panjang, mencoba peruntungan sejak pagi hari hingga larut malam.
Tak ayal, mereka (anak-anak) yang seharusnya mengenyam pendidikan di bangku sekolah malah putus sekolah, dan lebih memilih untuk mengjabiskan waktu mereka di jalanan. Parahnya lagi, para generasi bangsa ini terjerumus pada pergaulan yang negatif, seperti mengkonsumsi obat-obat terlarang, lem fox dan rokok.

Kehadiran Bripka Madukala Kundoro yang ditugaskan sebagai Bhabinkamtibmas Kelurahan Bonggoeya, sejak Januari 2017 lalu, telah merubah wajah lingkungan binaannya tersebut. Bagaimana tidak, anak-anak yang awalnya hanya bermain dan terjerumus ke hal-hal negatif, kini telah terbebas dan mendapatkan hak untuk kebutuhan pendidikannya, melalui jasa bimbingan belajar (Bimbel) yang didirikannya.
Berawal dari keprihatinannya terhadap kondisi anak-anak di wilayah binaannya, Bripka Madukala Kundoro mendirikan Bimbel untuk anak-anak putus sekolah dan disabilitas. Bimbel yang terletak di Jalan Veteran itu, didirikan sejak 9 Desember 2016 lalu.
Awalnya, aktivitas belajar mengajar tersebut dilaksanakan di bawah pohon dan hanya memiliki lima anak didik saja. Dalam perjalanannya, terobosan Bripka M. Kundoro ini disambut baik warga setempat. Sehingga salah seorang warga meminjamkan rumahnya untuk kegiatan pendidikan tersebut. Alhasil, siswa Bimbel ini pun terus bertambah, saat ini sudah berjumlah 48 anak didik.
“Awalnya itu, kita belajar di bawah pohon selama dua minggu, dengan jumlah siswa lima orang. Alhamndulilah warga mendukung kegiatan ini, sehingga salah seorang warga meminjamkan rumahnya untuk tempat belajar,” beber Bripka M. Kundoro kepada awak media.
Hanya saja, kata dia, jadwal belajar disesuaikan dengan kesibukannya sebagai anggota Polri. Olehnya itu, ayah satu anak ini mengajar di Bimbel tersebut tiga kali seminggu, yakni Hari Senin, Kamis dan Minggu. Mulai pukul 16.00 Wita hingga 20.00 Wita.
Bimbel ini pun memiliki kurikulum sendiri. Adapun mata pelajaran yang diterima anak-anak didik yakni Mate-matika, Bahasa Indonesia, PPKN, Bahaya Narkoba, kekerasan anak, baca tulis Alquran, menggambar dan mewarnai, Lagu-lagu nasional dan cinta pancasila.
“Kita juga ajarkan mereka untuk bercocok tanam. Dan yang paling penting adalah akhlak, melalui baca tulis alquran dan shalat berjamaah,” ungkap mantan penyiar radio tersebut.
Upaya mencerdaskan generasi bangsa ini dilakukan secara cuma-cuma alias gratis. Sejumlah kendala seperti minimnya tenaga pengajar dan buku ajar, turut mewarnai perjuangannya tersebut. Kendati demikian, hal ini tak dijadikan sebagai beban, justru kian memotivasi dirinya untuk mewujudkan amanah UU yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selain dirinya, beberapa relawan dari kelompok konstituen Rumpun Perempuan Sultra (RPS) turut terlibat sebagai tenaga pengajar. Sedangkan kebutuhan buku ajar yang dimiliki saat ini, merupakan swadaya dari masyarakat setempat. Itu pun jumlahnya masih sangat minim, yakni hanya sekitar 49 paket saja.
“Istri saya juga ikut mengajar. Jadi, kita pulang itu sudah malam,” tambahnya.
Dirinya sudah berupaya untuk mencari donasi buku, melalui komunikasi langsung ke Dinas Pendidikan Kota Kendari, dan Perpustakaan Daerah Provinsi Sultra. Akan tetapi, usaha tersebut belum menuaikan hasil.
Berkat terobosan Bripka Madukala Kundoro ini, anak-anak di lingkungan tersebut sudah kembali bersekolah. Dan yang paling terpenting, mereka (anak-anak) sudah terbebas dari penyalahgunaan obat-obat terlarang.
Laporan: Ichas Cunge