TenggaraNews.com, KENDARI – Pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra nomor urut 2, Ir Asrun dan Ir Hugua tidak melakukan kampanye akbar secara terbuka, karena tiga alasan.
Alasan pertama, kampanye akbar yang digelar secara terbuka di lapangan tidak efektip secara politik. Masyarakat Sultra saat ini masih dalam suasana silaturahim, pasca perayaan Idul Fitri 2018.
“Suasana lebaran di mana mayoritas masyarakat lebih memfokuskan diri bersilaturahim dengan keluarga. Kalau kita laksanakan kampanye akbar secara terbuka, maka tim Asrun dan Hugua menilai tidak efektip, ” kata Hugua via telpon seluller, Rabu 20 Juni 2018.
Lagi pula, kata mantan Bupati Wakatobi dua periode ini, pihaknya sudah melakukan kampanye akbar di Kota Kendari pada saat deklarasi terbuka Paslon nomor urut 2 ini di Lapangan Benu-benua. Massa yang hadir saat itu, bukan hanya relawan dan simpatisan dari Kota Kendari, tapi juga dari Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Bombana, Konawe Utara, Kolaka dan Kolaka Timur.
Alasan kedua, kampanye akbar terbuka lebih cenderung pada hiburan di panggung. Sehingga bisa mengundang pelanggaran peraturan KPU dan Bawaslu.
“Sebab bisa saja anak-anak atau PNS hadir dalam kampanye, sehingga ini bisa dianggap atau dinilai pelanggaran kampanye,” jelas Hugua.
Kemudian alasan ketiga, kampanye akbar yang dilakukan secara terbuka dapat membahayakan massa. Sebab dengan arak-arakan atau konvoi kendaraan di jalan, sangat rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Jika terjadi kecelakaan sehingga menimbulkan korban jiwa, maka paslon nomor urut 2 yang akan jadi sasaran.
“Dengan alasan-alasan inilah sehingga paslon nomor dua tidak mengadakan kampanye akbar. Yang terpenting saat ini, warga datang ke TPS tanggal 27 Juni 2018. Pastikan coblos nomor urut 2, ” ujar Hugua.
Meski tidak ada kampanye akbar, namun tim Asrun dan Hugua lebih fokus melakukan konsolidasi dengan tim relawan yang jumlahnya 60 ribu di Sultra.
“Ini jauh lebih penting, bagaimana kesiapan saksi di seluruh TPS. Bagaimana kerja-kerja tim menjaga suara yang sudah solid memilih paslon Asrun dan Hugua, ” pungkas Ketua DPD PDIP Sultra ini.
Menanggapi hal itu, Arie Polopadang warga asal Kabupaten Bombana setuju bila paslon nomor urut 2 tidak menggelar kampanye akbar secara terbuka di lapangan.
“Kampanye terbuka dengan mengerahkan massa lebih cenderung hura-hura. Secara komunikasi politik tidak begitu efektip, karena massa datang hanya menonton artis, bukan mendengarkan orasi visi dan misi paslon, ” terang Arie yang juga relawan Asrun dan Hugua.
Senada dengan itu, Maman asal Buton juga menegaskan, saat ini masyarakat lebih memfokuskan diri berkunjung ke rumah keluarga.
“Orang masih lebaran, bagaimana mau hadiri kampanye di lapangan. Orang masih masiara di rumah keluarga,” bebernya.
Laporan: Ikas Cunge