TenggaraNews.com, BUTON TENGAH – Penataan kawasan simpang lima Labungkari, Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra), terus dilakukan. Hanya dalam penataanya, hingga kini belum rampung secara keseluruhan. Kondisinya baru simpang empat yang terealisasi.
Berdasarkan data LPSE Buteng tahun 2018 lalu, Pemerintah Daerah (Pemda), melalui Satuan Kerja Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang dan Perumahan Rakyat setempat telah menganggarkan sebesar Rp. 6.789.838.000.
Dana bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) Tahun 2018. Adalah perusahaan kontraktor PT. Milano Masagena Perkasa yang memenangkan tender tersebut.
Sementara Kepala Dinas PUTRPR Buteng, Maynu menjelaskan tidak tuntasnya pekerjaan hingga menjadi simpang lima karena persoalan lahan.
“Kenapa belum dikerja yang simpang limanya, itu kemungkinan bermasalah kalau dikerjakan. Sebab ada masyarakat yang mengaku tanahnya,” kata Maynu, Senin (17/6/2019).
Maynu juga menambahkan, dalam membangun jalur lingkar lima di Labungkari, pihaknya tidak menginginkan terjadinya persoalan sengketa lahan yang menyebabkan terjadinya konflik.
“Sementara kita ingin membangun menghindari hal-hal yang memungkinkan terjadinya itu konflik,” ucapnya.
Walaupun terjadi kendala sengketa lahan dalam melanjutkan pembangunan, Kadis PU Buteng ini terus bekerja dan berupaya agar jalur simpang lima bisa terwujud
“Kenapa jalur dari Potoa (Desa Wadiabero), kemudian jalan yang di rumah sakit umum kita lanjutkan itu, maksudnya agar mempercepat membangun pusat perkantoran,” jelasnya.
Laporan : Hasan Barakati
Editor : Rustam