TenggaraNews.com,MUNA – Ratusan Aliansi Mahasiswa dan Rakyat Muna (AMRM) melakukan orasi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Muna. Senin 11 April 2022
Para massa aksi meminta agar tututan mereka disampaikan ke DPR RI dan Pemerintahan tertinggi terkait penolakan harga BBM, kenaikan PPN 11 persen, kelangkaan minyak goreng, wacana penundaan Pemilu dan perpanjangan Presiden tiga periode.
Korlap I Aliansi Mahasiswa dan Rakyat Muna, Narwan Setia Budi mengatakan, kesejahteraan masyarakat adalah mitos, karena peran tertinggi yang ada di DPRD dan DPR-RI tidak bisa melihat dan mendengarkan apa yang menjadi jeritan dari masyarakat.
Olehnya itu, Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Buktinya banyak masyarakat menjerit akibat kenaikan dan kelangkaan beberapa kebutuhan bahan pokok.

Seperti minyak goreng kata dia, padahal Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia namun di Indonesia barang tersebut menjadi langka dan harganya naik lebih dari dua kali lipat.
Belum lagi masalah Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kenaikan PPN 11 persen, jika itu terjadi maka sandang pangan dan bahan produksi lainnya akan naik pula, sementara upah buruh di Indonesia terbilang minim dan masyarakat Indonesia masih berada dibawah garis kemiskinan.
Selain itu, lanjutnya, terkait penundaan Pemilu 2024 jika itu dilakukan maka akan menjadi sejarah yang sangat bobrok, sebab sudah di atur dalam Peraturan perundang-undangan tahun 1945 tentang konstitusional pasal 7 ditetapkan, bahwa pemilihan Presiden dan wakilnya hanya dua periode atau masa jabatannya hanya sepuluh tahun.
“Kami minta agar DPRD Muna menyampaikan tuntutan kami kepada DPR-RI dan pemerintahan jajaran tertinggi,”teriaknya
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Muna Nasir Ido menyampaikan, apa yang menjadi tuntutan dari aktivis Mahasiswa di Kabupaten Muna akan diteruskan ke Pemerintahan tertinggi.
“Kami akan buat pernyataan sikap dan itu akan kami sampaikan ke Pusat,”ujarnya
Laporan : Phoyo