TenggaraNews.com, KENDARI – Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Herry Asiku terus mendorong para kaum muda atau milenial agar gemar bertani. Hal ini dilakukan untuk memastikan adanya regenerasi yang akan mengelolah potensi pertanian daerah.
Menurut Ketua DPD I Partai Golkar Sultra ini, milenial adalah harapan bangsa ini di masa mendatang. Olehnya itu, mereka harus terus disuport agar melakukan hal-halyang bermanfaat, ketimbang hanya berdiam diri dan cenderung terlibat pada persoalan yang bisa merusak masa depan mereka.
Untuk itu, Haerry Asiku intens turun ke lapangan, guna melihat sejauh mana para petani konsisten mengolah potensi yang ada, dan permasalahan apa saja yang menjadi hambatan bagi para petani.
Selain itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sultra itu memberikan motivasi kepada para milenial, agar turut terlibat dalam pengembangan pertanian di daerah masing-masing.
Dalam kunjungan kerja (Kunker) di kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dan Bombana, Herry Asiku menemui dua kelompok tani.
Di Kabupaten Konsel, politisi Partao Golkar ini menemui kelompok tani yang berada di Desa Matandahi, Kecamatan Tinanggea. Dari hasil diskusi bersama para petani, mereka mengeluhkan keterbatasan kouta pupuk yang diterima.
Padahal, dari penjelasan para petani khusus di Desa Matandahi, terdapat tujuh kelompok tani yang terbentuk, namun hanya tiga kelompok tani saja yang menerima bantuan pupuk.
Selain itu, para petani juga meminta agar diberi bantuan handtraktor. Sebab, selama ini mereka menggarap lahan pertanian maupun perkebunan hanya menggunakan alat manual.
Untuk memenuhi kebutuhan air, para petani juga minta dibuatkan sumur bor, untuk keperluan pertanian dan kebutuhan air sehari-hari.
“Untuk tanaman jangka panjang, mayoritas petani di Desa Matandahi menanam kelapa dan jambu mente, dan juga mereka dikenal dengan pengasil buah nangka serta semangka. Hanya kendala mereka itu di kuota pupuk,” ujarnya, Kamis 19 Maret 2020.
Usai mendengarkan keluhan petani di desa tersebut, Herry Asiku meminta para petani memperbaiki data kelompok yang terbentuk.
“Nanti saya bantu follow up satu -satu di provinsi, dan juga meminta memperbanyak kelompok tani dengan beragam inovasi tanaman seperti kopi. Karena saya ingin kita kembangkan kopi lokal kita,” tambahnya.
Usai menemui kelompok petani di Desa Matandahi, Herry Asiku melanjutkan kunjungannya di Bombana. Di Bumi Munajah itu, Ia menemui kelompok tani milenial yang berada di Desa Tampabulu, Kecamatan Poleang Utara.
Herry Asiku kagum dengan keberhasilan kelompok tani milenial ini yang beranggotakan 50 orang. Kelompok tani muda yang fokus menanam cabe, tomat, jagung dan tanaman jangka pendek lainnya telah menunjukan hasil yang luar biasa.
Luar biasanya lagi, kelompok tani milenial ini telah mengundang tiga kabupaten di Sultra, sebut saja Kolaka Timur (Koltim), Kolaka dan Baubau untuk melakukan studi banding.
“Begitu luar biasa inovasi para pemuda ini. Seperti inilah yang saya inginkan, agar para pemuda jangan hanya berpangku tangan berharap untuk menjadi PNS. Masih banyak alternatif lain untuk mendatangkan uang, contoh seperti pemuda di sini, kita manfaatkan lahan yang kosong untuk bertani,” ungkapya.
“Malah saya minta, mereka berkunjung ke kabupaten lain untuk mempresentasikan hasil pertanian mereka yang begitu luar biasa, dan sembari mengajak para pemuda untuk bertani,” katanya.
Lebih lanjut, Herry Asiku menjelskan, bahwa para petani milenial di daerah tersebut masih memiliki keterbatasan peralatan pertanian seperti handtraktor. Karena selama ini kelompok tani milenial mengolah lahan seluas 20 hektare, hanya dengan mengandalakan cara manual dibantu dengan alat rakitan.
“Itu saja kendalanya, mereka minta dua sampai tiga handraktor. Jika alat itu sudah ada, mereka yakin hasil pertanian mereka akan lebih produktif lagi. Untuk itu, saya pribadi akan membantu dan juga turut mempresur pemerintah provinsi untuk menurunkan bantuannya. Sebenarnya mereka sudah mengusulkan ke Pemda hanya saja sampai detik ini bantuna itu belum ada,” pungkasnya.
Laporan: Ikas