TenggaraNews.com, KENDARI – Adanya pengerjaan jalan hauling PT Tonia Mitra Sejahtera (TMS) di Kecamatan Kabaena Tengah yang menyebabkan sumber air bersih warga Desa Balo diduga tercemar, ini adalah warning berat buat Pemerintah Daerah (Pemda) Bombana.
“Betapa buruknya pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bombana. Meskipun belakangan ketahuan bahwa penyebab air bersih warga keruh, karena ada hempasan air dari pengerjaan hauling jalan yang masuk ke sumber mata air Desa Balo, ” kata Arie Polopadang putra kelahiran Pulau Kabaena kepada TenggaraNews.com melalui pesan whatsapp.
Menurut Arie Polopadang yang juga menjabat Komtap Sumberdaya Alam (SDA) Kadin Sultra, sebagai masyarakat dari Pulau Kabaena tidak pernah merasa alergi terhadap keberadaan perusahaan tambang.
Termasuk investasi pertambangan di Kabaena, sepanjang niat baik itu berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat secara umum.
Melakukan proses penambangan yang benar, mereklamasi wilayah pasca tambang, menjaga kelestarian lingkungan tambang. Termasuk menjaga sumber-sumber mata air masyarakat yang menjadi sumber vital hidup masyarakat setempat.
Kemudiaan pihak perusahaan PT TMS juga diminta memelihara hubungan emosional masyarakat sekitar tambang. Dan berkontribusi secara positif terhadap masyarakat.
“ Juga memprorioritaskan putra- putri daerah di wilayah sekitar tambang sebagai karyawan,” harap Arie.
Arie melihat, sudah tahunan aktifitas pertambangan berlangsung di bumi Wonua Tokotua Pulau Kabaena. “ Mungkin sudah ratusan milyar, bahkan mungkin trilyunan jumlah isi perut bumi Wonua Tokotua sudah di komersialkan. Akan tetapi saya belum melihat dampak yang begitu berarti terhadap infrastruktur yang ada Kabaena,” jelasnya.
Memang bukan suatu kewajiban bagi para pemilik IUP untuk membangun infrastruktur, sebab hal tersebut tidak ada dalam aturan.
“Akan tetapi, bisakah para pemilik IUP duduk bersama memikirkannya. Kami tidak butuh yang yang banyak. Mungkin dengan cukup memikirkan bagaimana caranya jalan lintas akses utama, jalan dari timur Kabaena sampai selatan Kabaena, bisa semulus dengan profit yang para pemilik IUP dapatkan selama ini,” harapnya.
“Sangat ironi memang, tapi hal ini penting untuk saya suarakan untuk selalu mengingatkan para owner IUP,” tegas Arie yang juga seorang politisi.
Laporan : Rustam