TenggaraNews.com, KENDARi – Balakangan ini, Partai Golkar sedang menjadi bahan perbincangan kalangan luas. Bukan hanya karena Ketua Umum Airlangga Hartarto yang tiba-tiba mengundurkan diri, juga karena persoalan rekomendasi Partai Golkar yang jatuh justru bukan pada kader sendiri.
Dan, ini juga terjadi begitu tiba-tiba di banyak daerah, termasuk Kota Kendari.
Pengamat politik, Aji Andika Mufti menilai apa yang terlihat dari keputusan Golkar di Pilwalkot Kendari mengusung pasangan Siska Karina Imran dan Sudirman, menempatkan partai berlambang beringin rindang itu bak kehilangan murwahnya.
“Status Golkar sebagai laboratorium pemimpin seolah tercederai. Begitu sulit memupuk kader yang kemudian tampil menjadi begitu potensial, lalu ujungnya diabaikan dengan pertimbangan yang tidak jelas. Ini sebenarnya menambah buruk wajah Golkar di Kota Kendari,” kata Aji Andika alumni UIN Syarif Hidayatullah ini.
Itu bukan tanpa alasan. Menurut Aji, Golkar akhirnya mengusung kader partai lain, yakni Siska dari Nasdem berpasangan Sudirman yang berasal dari PKS. Sejauh ini, keduanya belum sekalipun memberi kontribusi apapun untuk Golkar.
“Nah, ketika tiba-tiba diputuskan sebagai usungan Golkar, tentu tidak ada alasan rasional yang bisa diterima kecuali alasan pragmatis. Ini tidak sehat dalam kacamata demokrasi,” tegas Aji.
Apalagi, Golkar mengabaikan kader potensial yang sejauh ini sudah mengikuti proses dan jenjang internal partai untuk pilkada. Terlebih lagi, dalam perspektif elektoral, kader Golkar ternyata jauh lebih diunggulkan berbagai survei tetimbang Siska-Sudirman.
Seperti diketahui, Golkar sudah menerbitkan surat tugas sebagai bakal calon wali kota Kendari untuk kadernya, di antaranya Aksan Jaya Putra (AJP). Putera dari kader Golkar tulen Sultra, H Surunuddin.
Kiprah AJP di Golkar mentereng. Terpilih anggota DPRD Provinsi Sultra dua periode. Sempat memimpin Fraksi Golkar, menjabat Wakil Ketua Bappilu Golkar Sultra, juga meminpin Ormas MKGR Sultra.
Rekomendasi yang tidak jatuh ke tangan AJP, sambung Aji, wajar jika dipertanyakan oleh publik Kendari. Harapan melihat panggung demokrasi sehat lewat Golkar justru menguap dan hilang.
Seperti diketahui, penyerahan rekomendasi Golkar untuk pasangan Siska-Sudirman diwarnai penyematan jaket menandai kepada Sudirman bergabungnya pentolan PKS Sultra itu ke Golkar.
Terkait pola itu, Aji menegaskan sama sekali tidak akan melunturkan fakta bahwa kader yang jauh lebih potensial telah diabaikan.
“Juga tidak meghapus fakta pragmatisme dalam menjalankan rekrutmen calon di internal Golkar seolah melenceng dari idologinya sendiri,” sambung Aji.
Apalagi, kepantasan Golkar untuk mengusung kader pada posisi 01 seolah luntur.
“Apa yang Golkar cari jika hanya menyandarkan kekuatannya pada sosok wakil. Sedangkan kadernya sendiri potensial tampil sebagai figur utama,” katanya.
Hanya saja, Aji menegaskan masih ada kesempatan bagi Golkar Kendari untuk mengembalikan marwah di sisa waktu jelang pendaftaran.
“Masih ada waktu Golkar mengevaluasi keputusannya. Marwah partai mesti dikembalikan. Sebagai partai besar yang selalu memberi contoh yang baik kepada publik,” pungkas Aji.
Laporan : Tam