TenggaraNews.com, KENDARI – Kasus kematian dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari saat aksi demonstrsi penolakan revisi UU KPK dan RKUHP di gedung DPRD Provinsi Sultra, Kamis 26 September 2019 mendapatkan perhatian yang serius dari Ikatan Alumni (IKA) Teknik UHO Kendari.
Para alumni Fakultas Teknik UHO tersebut mengaku ragu akan keterbukaan pihak kepolisian dalam menangani kasus tersebut.
Perwakilan IKA Teknik UHO, La Ode Ali Musrina Jaya mengungkapkan, berdasarkan hasil keputusan rapat bersama para alumni, ada tiga hal penting yang disepakati untuk menyikapi kasus meninggalnya Muhammad Yusuf Kardawi dan Randi.
Dia juga menambahkan, pihaknya melihat ada keraguan dalam penanganan proses hukum terhadap korban. Olehnya itu, kasus tersebut harus dikawal.
Disebutkannya, adapun tiga point tersebut adalah desakan kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI untuk turun langsung melakukan investigasi, atas peristiwa nahas yang menimpa kedua mahasiswa UHO.
“Kami juga mendesak Ombudsman RI untuk mengawasi dan mempresure pengungkapan kasus ini,” ujar Ketua BEM Teknik UHO 2011/2012 ini, melalui siaran pers yang diterima redaksi TenggaraNews.com, Jumat 27 September 2019.
Selanjutnya, kata dia, alumni teknik juga mendesak pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) secara terbuka dan terang benderang dalam pengungkapan kasus ini.
Sebagaimana diketahui, almarhum Muhammad Yusuf Kardawi menghembuskan nafas terakhir pada pukul 04.05 Wita dini hari, Jumat 27 September 2019 di RS. Bahteramas. Sebelumnya, Yusuf dikabarkan kritis akibat luka bocor pada bagian kepala, sehingga harus menjalani operasi dan mengalami koma.
Usai beberapa lama menjalani operasi, korban lalu dipindahkan di ruang ICU, dan sempat dijenguk Gubernur dan Ketua DPRD Provinsi Sultra. Sayangnya, nyawa Muhammad Yusuf Kardawi tidak dapat diselamatkan dan menghembuskan nafas terkahir.
Sedangkan almarhum Randi meninggal pasca peluru kaliber 9 mm bersarang di dada bagian kanan. Mahasiswa semester VII Fakultas Perikanan ini ditemukan massa aksi tidak jauh dari lokasi demonstrasi. Kemudian di bawah ke RSAD dr. Ismoyo Kendari pada pukul 15.30 Wita, Kamis 26 September 2019.
Laporan: Ikas