TenggaraNews.com, MUNA – Meski pemilhan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Muna masih setahun lebih, namun warganet dari pendukung para calon kandidat seperti LM. Rusman Emba dan LM. Rajiun Tumada sudah meramaikan media sosial (Medsos). Kedua belah pihak tak segan-segan saling menghujat dan mencaci satu sama lain.
Akibatnya, banyak spekulasi yang muncul di tengah-tengah masyarakat Muna, bahwa Pilkada 2020 nanti akan sama dengan tahun 2015 lalu. Kerusuhan yang berujung pembakaran beberapa rumah dan kendaraan akibat kebringasan oknum yang tidak bertanggung jawab, bahkan dari sebagian masyarakat yang tidak tahu menahu tentang politik ikut menderita.
Melihat hal tersebut, Kapolres Muna AKBP. Agung Ramos Paretongan Sinaga menyampaikan agar semua pihak saling bersinergi untuk menjadi Cooling system (penyejuk) agar tercipta kondusifitas, karena Muna, Muna Barat dan Butur semua bersaudara dan memiliki visi-misi untuk mensejahterakan masyarakatnya.
Dia juga mengatakan, dengan melihat pengalaman-pengalaman di Pilkada 2015 lalu, yang membuat banyak warga ikut merasakan kehilangan sesuatu yang sangat berharga, maka dirinya mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat terutama pengguna media sosial (Medsos) agar tidak ikut menjadi provokator yang bisa membawa penderitaan masyarakat kedepannya.
“Jadi, kami harapkan semua pihak menyudahi permasalahan yang di mulai dari masalah undangan, kemudian digoreng di Medsos hingga berlanjut sampai saat ini. Hal tersebut bisa berdampak negatif nantinya, tentu ini bisa merugikan semua pihak,” ucapnya, Kamis 11 Juli 2019.
Lebih lanjut, Agung menambahkan, TNI/Polri bersinergi untuk menjaga kondusifitas di wilayah hukumnya, dan kelak akan bertindak tegas, jika ada masyarakat yang coba membuat Kamtibmas di Kabupten Muna menjadi tidak kondusif.
“Di Pilkada kedepan kita sudah mempunyai metode untuk melakukan tindakan yang tepat, ketika ada pihak-pihak yang coba melakukan tindakan hukum. Kita akan tindak dengan tegas siapapun orangnya, tidak ada intervensi dari pihak manapun,” tambah perwira dua melati itu.
Dia juga mengharapkan kepada semua pengguna Medsos untuk lebih teliti dalam membaca berita, serta tidak menyebarkan berita yang belum diketahui kebenarannya (hoax).
“Baik-baiklah bermedia sosial, jangan hanya berita yang belum diketahui kebenarannya diterima tanpa dilakukan tabayyun, marilah jaga kondusifitas di Muna jangan hanya masalah yang sepele sampai dibesar-besarkan, padahal hal tersebut bisa diselesaikan secara baik-baik,” tutup Agung.
Laporan: Phoyo
Editor: Muna