TenggaraNews.com, KENDARI – Puluhan massa aksi yang tergabung dalam Forum Pemerhati Hukum Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan demonstrasi di Kantor Imigrasi Kelas l Kendari, Sultra, Rabu 9 November 2022.
Demo yang dilakukan oleh massa aksi itu terkait adanya dugaan keterlibatan warga negara asing (WNA) asal Tiongkok yang melakukan kegiatan penambangan ilegal di perusahaan PT Putra jaya perkasa (PJP) di wilayah Marombo Pantai, kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara.
Bahkan, WNA Cina tersebut ditengarai menjadi pemodal bagi para penambang ilegal di Bumi Oheo.
Kevin selaku Kordinator Forum Pemerhati Hukum Sultra dalam orasinya mendesak kepada pihak Imigrasi Kendari untuk melakukan pemeriksaan kepada WNA itu yang diduga kuat melakukan pertambangan.
“Pasalnya WNA tersebut masuk di wilayah Indonesia diduga hanya memakai visa liburan bukan visa kerja. Tentu ini menjadi perhatian besar kepada Imigrasi Kendari,”teriaknya dalam orasi.
Selain itu, dia meminta kepada pihak Imigrasi terus melakukan pemeriksaan dan melakukan pengawasan kepada WNA baik di Bandara maupun di tempat lainnya.
“Mungkin dengan gerakan kami ini pihak imigrasi lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan kepada warga negara asing yang datang di Bumi Anoa,” bebernya.
Menanggapi puluhan pendemo itu, Kepala Kantor Imigras Kelas I TPI Kendari, Samuel Toba menjelaskan, bahwa data WNA yang diduga melakukan pertambangan perusahaan PT Putra jaya perkasa (PJP) di Konawe Utara itu nihil atau tidak ditemukan.
“Menurut data orang asing ini yang diduga melakukan pertambangan sampai saat ini masih nihil atau belum ada WNA yang melakukan pertambangan di PJP,” ujar Samuel saat ditemui wartawan ini.
Tentu dengan adanya keterlibatan WNA itu, pihaknya juga tidak akan tinggal diam dan akan segera melakukan pemeriksaan. Disamping itu, dia menyayangkan informasi adanya keterlibatan WNA itu tidak mempunyai data yang valid sebagai bukti.
“Kalau kita menyampaikan suatu dugaan tentunya harus didukung dengan data. Tapikan ini datanya tidak ada mungkin jika ada datanya, namanya dan paspor Visanya berapa, pasti kita akan bertindak. Tetapi kita juga harus ker dengan informasi yang ada dan akan melakukan pengecekan langsung kelapangan,” tutur dia
Laporan : erik Lerihardika