TenggaraNews.com,KENDARI – Kasus kekerasan terhadap guru SMAN 1 Kendari, yang dilakukan oleh siswa dan orang tua murid, Jumat 20 Oktober 2017 lalu, membuat ribuan guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Provinsi Sultra, Kamis 26 Oktober 2017.
Koordinator Aksi, La Ode Usaha mengatakan, peristiwa kekerasan yang dialami guru Hayari merupakan bentuk pelecehan dan penghinaan terhadap profesi guru, sebagai tenaga pegajar dan pendidik bagi generasi penerus bangsa.
“Kami disini yang tergabung dalam PGRI Sultra, sangat mengutuk dan mengecam keras atas segala bentuk premanisme yang terjadi di lingkungan pendidikan di Indonesia, khususnya di Sultra,” ungkapnya.
Selain itu, masa aksi juga meminta kepada Kepala SMAN 1 Kendari untuk mengeluarkan siswa yang bersangkutan, dan meminta kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sultra, tidak menerima siswa tersebut masuk ke SMK dan SMAN sederajat di Sultra.
Selain itu, massa aksi juga menghimbau kepada aparat penegak hukum, khususnya pihak kepolisian Polres Kendari, Kejaksaan dan Pengadilan Negeri Kendari untuk membawa kasus ini kerana hukum, serta memberikan hukuman yang berat kepada kedua pelaku penganiaya guru tersebut.
“Kami juga mendesak pemerintah dan DPR RI melalui DPRD Sultra , untuk sesegera mungkin mengeluarkan Undang-undang (UU) perlindungan guru, dalam menjalankan tugas profesinya,” pintanya.
Sebelumnya, kasus tersebut bermula saat Candra terlibat kasus pengeroyokan bersama teman kelasnya, yang kemudian permasalahan tersebut tuntas. Namun, saat itu salah seorang Guru di SMAN 1 Kendari, Hayari masuk dan menanyakan kepada Candra atas ketidak hadirannya di sekolah selama dua hari. Kendati demikian, pertanyaan dari sang guru rupanya dibantah secara kasar.
Tidak puas sampai disitu, Candra juga memaki guru tersebut. Spontan saat itu, Hayari selaku Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMAN 1 Kendari mendengar kata kasar Candra, sehingga Hayari pun memberi hukuman kepada siswanya. Tidak terima dengan perlakuan sang guru, Candra pun melaporkan kejadian itu kepada orang tuanya, Suhardin. Dengan rasa marah, sang ayah kemudian menghampiri guru tersebut dan memukul kepala bagian belakang, hingga Hayari tersungkur.
Merasa belum puas, Suhardin juga mengancam dan mengejar Hayari dengan sebilah badik, sampai membuat Hayari pun berlarian hingga melompati pagar sekolah untuk menyelamatkan diri.
Laporan: Ifal Chandra
Editor: Ikas Cunge