TenggaraNews.com, KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kaya akan potensi pariwisata. Olehnya itu, potensi yang ada hendaknya dapat dimanfaatkan dengan baik. Hal ini dapat dilakukan jika semua element di bumi anoa bersinergi dalam pengembangannya.
Menindaklanjuti paket pariwisata hot deal dan super hot deal yang akan dilaunching pemerintah pusat, DPD Asita Sultra melakukan perjalanan wisata ke salah satu objek di Kabupaten Konawe Utara (Konut), yakni permandian air panas Wawolesea.
Ketua DPD Asita Sultra, Rahman Rahim mengungkapkan, kunjungan kerja tersebut merupakan wujud pengabdian dirinya bersama pengurus organisasi yang dipimpinnya itu, dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata di Sultra, dan pencapain target pemerintah pusat serta daerah.
“Selain perihal di atas, trip yang kami lakukan adalah guna meninjau ulang perihal apa saja yang di perlukan dalam data itenary tour, baik itu keadaan alam, suasana dan daya tarik, history dari objek tersebut, jarak tempuh dalam waktu,l dan conetting apa saja yang bisa di share dengan destination yang ada di Konut selain Labengki,” ujar Rahman, Senin 7 Mei 2018.
Selain itu, lanjut Rahman, pihaknya juga mencoba menggali lebi jauh, soal game dan permainan apa saja yang bisa di lakukan jika pengunjung datang dalam kebutuhan.
Rahman juga menambahkan, di dalam kemasan paket tour, semua elemen harus memastikan ketersediaan data yang akurat, demi tercapainya tingkat pelayanan berkualitas, profesional Dan kompeten.
“Insya Allah, pada 9 Mei mendatang, kami akan melanjutkan kunjungan kerja yakni di Taman Nasional Rawa Aopa, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) & dan puncak Bukit Ahuawali, Kabupaten Konawe,” jelasnya.
Dari kunjungan tersebut, Asita merumuskan berbagai hal yang masih perlu dibenahi. Adapun catatan-catatan tersebut yakni sarana mandi cuci kakus (MCK) yang kurang memadai, harus dibuatkan kolam air dingin sebagai penetralisasi dan pilihan bagi pengunjung, membuat dua kolam yang dapat dipakai berendam guna kebutuhan (Pria &wanita), pembuatan restoran & rumah makan.
Kemudian, lanjut Rahman, dibutuhkan juga pengelolah dan pemelihara objek, rambu-rambu dan papan petunjuk, peta destination(papan informasi objek), membangun villa/penginapan yang layak sehingga pengunjung bisa bermalam, penambahan foto brand dan foto grafiti. Lalu, penambahan pembuatan icon branding, souvenir seperti baju dengan materi branding objek wisata dan dapat dijual kepada setiap pengunjung yang datang, membuat rumah history live (Miniatur Objek)/(karikatur&sinopsisnya), menyediakan bak Sampah dan papan pengumumannya dan pengadaan atraksi tambahan.
“Mengadakan sumur bor dan kolam air tawar dan membuat kotak saran dalam rangkah sajian, kajian dan telaah” pungkasnya.
Laporan: Ikas Cunge