TenggaraNews.com, KENDARI – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kolaka, Husmaluddin alias Lullung membantah issue yang beredar melalui sosial media (Sosmed), bahwa dirinya menolak diperiksa di Pos Lintas Sabilambo saat dimintai data pribadinya pihak Dinas Kesehatan (Dinkes). Bahkan, mantan Direktur PT. Babarina Putra Sulung (BPS) itu dikabarkan emosi dan menyemburkan asap rokoknya ke wajah petugas Dinkes yang memintai datanya dengan alasan dirinya anggota DPR.
Kepada TenggaraNews.com, Lullung mengaku angat menyayangkan dengan beredarnya kabar tak benar tersebut alias hoax.
“Kalau tidak mau diperiksa kenapa saya turun dan saya juga ke posko, bahkan cuci tangan, lalu ditanya-tanya. Jadi, tidak benar kalau saya tidak mau diperiksa hanya karena saya anggota DPRD, dan saya tidak pernah berlaku kasar apalagi menyemburkan asap rokok dengan sengaja ke muka petugas, saya akui memang sedang merokok saat itu, tapi tidak mungkinlah saya kurang ajar seperti itu di depan banyak orang, jadi saya sesalkan ada hasil screnshoot yang beredar di WA seperti itu, yang tidak sesuai fakta pada malam Rabu tersebut,” ungkap Husmaluddin.
Bantahan Lullung itu diperkuat dengan pernyataan tim medis Covid-19 yang bertugas di posko perbatasan Sabilambo, Kabupaten Kolaka yang juga turut membatah issue yang beredar di WhatsApp Group (WAG) dan Facebook, terkait salah seorang pejabat Kolaka yang menggunakan mobil Fortuner hitam DT 7 B, yang tidak mau di periksa di pos pemeriksaan Covid-19 di Sabilambo, Rabu malam 15 April 2020.
“Tdak benar jika Wakil Ketua DPRD Kolaka, Husmaluddin enggan diperiksa saat itu. Beliau mengikuti SOP di posko pemeriksaan Sabilambo. Buktinya dia turun, didata dan diperiksa suhu tubuhnya, dia juga cuci tangan sebelum masuk ke posko,” ucap salah satu petugas kesehatan di posko perbatasan Sabilambo, Asrianingsih, Jumat 17 April 2020.
Dia juga membantah jika Wakil Ketua DPRD Kolaka berlaku kasar, menyemburkan asap rokok ke wajahnya pada saat mengecek suhu badan.
“Tidak benar itu, beliau memang pada saat mau dicek suhu badannya sedang merokok, terus saya tegur karena saya alergi asap rokok. Jadi tidak benar kalau dia berlaku kasar menghembuskan asap rokok ke muka saya dengan sengaja,” jelasnya.
Asri juga menyebutkan, bahwa dia tidak mempermasalahkan hal itu, karena kejadian seperti demikian biasa terjadi. Bahkan ada yang lebih parah.
“Saya tidak masalahkan, kejadian seperti itu biasa terjadi. Bahkan banyak yang lebih parah dari beliau. Makanya saya heran ada laporan seperti itu, padahal saya bersama Suci tidak pernah melapor atau menulis pesan kepada siapapun,” jelasnya.
Hal senada juga di ungkapkan Suci Rahayu, selaku petugas medis yang melakukan pendataan di posko lintas batas Sabilambo.
“Beliau turun dan di periksa, datanya saya tulis di buku, termasuk nama, umur dan nomor handphone. Jadi isu yang beredar itu tidak benar kalau beliau tidak mau diperiksa,” ungkapnya
Sementara itu, Kepala Puskesmas Wondulako, Zulkarnain selaku Koordinator Posko Sabilambo membenarkan bahwa kejadian yang seperti yang beredar di Sosmed tidak benar.
“Saya barusan lihat isi pesan WhatsApp tersebut, setelah saya koordinasi dengan petugas posko yang piket di malam itu, ternyata tidak benar,” ujar Zulkarnain.
Laporan : Deri